JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan listrik (EV) semakin diminati masyarakat Indonesia, baik itu mobil listrik atau motor listrik. Buktinya tingginya angka pembelian kendaraan listrik di tahun 2023.
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jumlah sepeda motor listrik di Indonesia per-akhir Februari 2023 adalah 38.805 unit, sedangkan mobil listrik 12.318 unit.
Satu kendala berat yang dijumpai pada EV adalah kebakaran baterai. Sejauh ini, baterai EV yang mengalami kebakaran sangat sulit dipadamkan.
“Fire safety pada EV memang berbeda dan sudah sewajarnya begitu, karena api yang muncul dari kebakaran EV berbeda dengan api biasa,” kata CEO PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi Willy Hadiwijaya kepada Kompas.com, Sabtu (6/4/2023).
PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi, adalah perusahaan yang bergerak di bidang APAR khusus kendaraan listrik. Willy menjelaskan, api memiliki beberapa level kategori yang diurutkan berdasarkan suhu yang dihasilkan.
“Umumnya ada 7 kategori berdasarkan abjad, mulai dari ‘A’ sampai ‘F’. Api yang dihasilkan kebakaran mobil biasa ada di kategori ‘D’, sedangkan api yang dihasilkan kebakaran EV ada di kategori ‘F’. Perbedaannya jauh sekali,” kata Willy.
Perbedaan itu tercermin dari suhu api yang dihasilkan, di mana api kategori ‘D’ memiliki suhu 800 derajat celcius sedangkan api kategori ‘F’ memiliki suhu 1.600 derajat celcius. Perbedaan suhu itu disebabkan oleh struktur komposisi dari api itu sendiri.
“Kalau kebakaran biasa, struktur dasar dari apinya itu oksigen dan bensin saja, tapi kalau EV ada tambahan lithium dari sel baterai. Itulah yang menyebabkan kebakaran EV sangat susah dipadamkan,” kata dia.
Karena adanya perbedaan struktur api, APAR yang digunakan juga harus mengandung komposisi khusus untuk menetralkan dan memadamkan kebakaran.
Komposisi APAR yang umum dijumpai saat ini biasanya terbagi menjadi dua, yakni APAR dengan kandungan CO2 (Karbon Dioksida) dan APAR dengan kandungan powder (bubuk). Menurut Willy, keduanya tidak terlalu optimal dalam memadamkan kebakaran EV.
“APAR CO2 tidak akan banyak berpengaruh, sedangkan APAR powder hanya bisa memadamkan sebentar, tapi api akan reignite (menyala) lagi. Supaya bisa padam sempurna, dibutuhkan APAR dengan komposisi khusus untuk menetralkan api,” ujarnya.
PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi mengaku sudah memiliki APAR dengan komposisi khusus yang dinamakan Lithium Fire Killer (LFK). Willy mengklaim APAR ini memiliki efektivitas 100 persen dalam memadamkan api kebakaran EV.
“Ini sangat efektif dan bisa memadamkan api 100 persen tanpa menyala kembali, dengan catatan api belum terlalu menyebar,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/07/032200715/kendaraan-listrik-butuh-apar-khusus-untuk-mengatasi-kebakaran