Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Kenapa Ban Mobil Berdecit Saat Berbelok?

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak jarang pengendara mobil sering mendengar adanya suara berdecit pada ban ketika berbelok, mengerem, atau sat berakselerasi.

Menurut National Sales Manager PT. Hankook Tire Sales Indonesia Apriyanto Yuwono, berdecitnya ban mobil karena tapak ban yang bersentuhan dengan permukaan jalan guna mendapatkan traksi.

Kondisi tersebut cenderung normal, apalagi ketika mobil melewati permukaan yang licin atau dilapisi cat, seperti area parkir gedung bertingkat. Tapi bisa juga menandakan adanya masalah.

"Suara decit ban mobil juga dapat menjadi indikasi adanya masalah dengan bantalan rem atau komponen suspensi yang aus, apabila suara tersebut muncul saat mobil berbelok atau melaju dengan pelan," ujar Apri dalam keterangan resminya, Rabu (5/4/2023).

Lebih lanjut Apri menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab ban berdecit yang bila tak ditanggapi atau atasi sangat memungkinkan bisa menimbulkan masalah serius bagi mobil, yakni ;

Kurang udara

Kurangnya tekanan udara tidak hanya membuat ban kempis, tapi juga rentan rusak. Kondisi tersebut akan membuat kemampuan traksi ban semakin buruk, jika tekanan udara kurang, saat mobil berbelok tidak ada perlawanan yang cukup terhadap kekuatan fisik dalam ban, sehingga tapak ban akan mencoba menemukan kontak yang tepat dengan permukaan jalan.

Saat ini terjadi, karet ban akan melorot ke samping karena bentuk jalan yang berbelok, dan membuat ban berdecit saat berbelok di tikungan. Untuk mobil jenis city car, rekomendasi tekanan angin adalah 30-36 Psi, sementara untuk mobil SUV adalah 35-40 Psi.

Keausan tak merata

Tapak ban menjadi kunci untuk kendaraan mendapatkan traksi yang cukup. Saat keausannya tak merata, ban akan mengeluarkan suara berdecit, bahkan sebelum melewati belokan.

"Untuk menghindari keausan tidak rata ban perlu diperiksa secara berkala, mulai dari balancing dan rotasi, tekanan angin ban, suspensi, hingga kondisi tapak paling luar untuk menghindari adanya paku atau kerikil yang menancap," ujar Apri.

Roda tak sejajar

Pengaturan camber dan toe dari pelurusan roda membantu posisi sejajar antara satu sama lain dan permukaan.


Camber merupakan sudut kemiringan roda secara vertikal dilihat dari posisi depan dan belakang mobil, sementara toe adalah sudut roda jika dilihat dari atas kendaraan, di mana roda kendaraan tidak lurus 0 derajat.

"Jika salah satu komponen tidak sejajar, ban akan mengalami keausan tidak merata dan menyentuh permukaan jalan dengan posisi yang salah," katanya.

Penting diingat penyelarasan roda berbeda dan penyeimbangan ban, merupakan prosedur yang berbeda. Di mana pada penyelarasan roda akan mempengaruhi posisi suspensi, sementara penyeimbangan ban dilakukan dengan distribusi bobot di dalam ban.

Sabuk mesin

Sabuk mesin berfungsi untuk menyalurkan putaran mesin ke komponen lainnya, seperti power steering, AC, hingga water pump. Rusaknya sabuk mesin ditandai dengan suara decitan ban saat berbelok seiring dengan kecepatan yang meningkat.

Hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab kerusakan pompa power steering, yang ditandai dengan setir yang terasa berat saat dikemudikan.

Kebiasaan mengemudi yang buruk

Selain komponen, cara mengemudi yang buruk juga bisa menyebabkan ban berdecit. Untuk memastikan kemudi, suspensi, roda, dan ban dalam kondisi prima serta bertahan lebih lama, pemilik wajib menghindari akselerasi dan pengereman mendadak.

Keduanya dikliam akan membuat karet ban menjadi kikis dan menyebabkan keausan. Saat melewati tikungan juga disarankan tidak mengemudikannya dengan kecepatan tinggi, karena perbedaan antara ban dan titik arah mobil akan menghasilkan suara berdecit dan suhu juga meningkat dengan cepat, yang bisa menyebabkan ban menua sebelum waktunya.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/05/173100415/alasan-kenapa-ban-mobil-berdecit-saat-berbelok-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke