JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau agar pemudik tahun ini tidak menggunakan motor saat melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman.
Menurutnya, pemudik yang menggunakan motor terutama untuk perjalanan lebih dari tiga jam sampai 10 jam perjalanan punya angka kecelakaan yang tinggi.
"Apalagi, yang ditempuh itu dari 3 jam hingga 10 jam. Jadi, melelahkan sekali," kata Budi dalam keterangan pers laman YouTube Sekretariat Presiden, belum lama ini.
Oleh karena itu, berbagai program seperti mudik gratis pakai bus pun disediakan. Para pengendara motor, harapannya bisa menggunakan fasilitas tersebut untuk pulang ke kampung halaman.
Setuju dengan pernyataan Budi, Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, berkaca dari angka kecelakaan pengendara motor yang tinggi saat mudik, masih banyak orang yang memaksakan diri.
"Sebenarnya jika pengendara memiliki kedisiplinan dan patuh terhadap aturan berlalu lintas, maka aman-aman saja. Misal setiap 2 jam sampai 2,5 jam istirahat dahulu, tidak memaksakan," ucap Agus kepada Kompas.com, Selasa (28/3/2023).
Sayangnya, menurut Agus, pengendara motor saat mudik beberapa memaksakan agar cepat sampai. Jadi sering ditemui pengendara yang memacu motornya dengan kencang, kurang berhati-hati, dan memaksakan diri di luar kemampuan.
"Kalau melihat tingginya angka kecelakaan yang terjadi yang disebabkan pengendara motor, maka dari sisi safety riding tentu setuju dengan pelarangan tersebut," kata Agus.
Menurutnya, pemudik memang lebih baik menggunakan moda transportasi lain yang lebih nyaman. Jadi tujuan bersilaturahmi di kampung halaman bisa lebih aman.
"Selain faktor kendaraan dan lingkungan, juga faktor manusianya bisa saja mengalami kelelahan sehingga kurang fokus dan kurang konsentrasi saat berkendara, sehingga menyebabkan kecelakaan," kata Agus.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/29/072200515/alasan-kenapa-mudik-jangan-menggunakan-motor