JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah mobil melewati jalanan yang tidak rata dan belum diaspal, seringkali akan ditemukan banyak batu-batu berukuran kecil yang menempel pada tire trad atau tapak ban.
Jika mengalami hal tersebut, pengguna disarankan untuk mencabuti dan menghilangkan batu yang menempel. Selain sebagai bentuk perawatan ban, menghilangkan batu pada tapak ban bisa meminimalisir terjadinya risiko yang lebih serius.
Zulpata Zainal, On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal menjelaskan, ada risiko yang cukup berbahaya jika batu dibiarkan menempel di bagian tapak ban.
“Ban kan terus menerus berotasi sambil menahan beban mobil, kalau ada batu yang menempel di tapak ban dan dibiarkan, batu itu bisa masuk sedikit demi sedikit dan menembus lapisan ban,” katanya kepada Kompas.com, Minggu (26/3/2023).
Menurut dia, permukaan ban bisa ditembus, sekalipun batu yang menempel memiliki permukaan halus dan tidak tajam. Alasannya batu terdorong oleh tekanan ban yang terus menerus.
Jika batu menembus hingga lapisan terdalam ban, kebocoran pasti akan terjadi dan bahayanya, ada potensi kebocoran ban berukuran lebar dan nyaris mustahil ditambal.
“Kalau ban sampai tertembus batu yang seukuran jempol, lubangnya terbilang besar sekali dan hampir enggak mungkin ditambal. Itu bukan lubang biasa yang disebabkan oleh paku,” ucapnya.
Mengingat kegiatan mudik lebaran sudah di depan mata, Zulpata menyarankan pengguna untuk selalu memperhatikan kebersihan ban dari kerikil dan batu sebelum berkendara.
“Bisa jadi terjadi bocor di jalan gara-gara ada batu yang menempel dan belum dilepas, situasi itu kan tidak mengenakkan. Jadi usahakan ban dalam keadaan bersih dari kerikil, khususnya menjelang mudik,” kata Zulpata.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/28/032200615/bahaya-batu-menempel-di-tapak-ban-bisa-bocor-dan-sulit-ditambal