JAKARTA, KOMPAS.com - Insentif mobil listrik diharapkan bisa meningkatkan minat dan daya beli masyarakat. Selain itu, diharapkan juga adanya insentif ini bisa menarik investor asing untuk membangun pabriknya di Indonesia.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier, mengatakan, Indonesia saat ini bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
"Sudah ada tiga sebenarnya yang ada di saya. Saya tidak mau sebut namanya, takut itu rahasia. Itu mobil, (merek) Eropa satu, China, dan Jepang," ujar Taufiek, saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.
Ketiga merek otomotif tersebut kabarnya akan berfokus pada kendaraan listrik. Sehingga, bisa mengakselerasi ekosistem elektrifikasi di Indonesia.
Untuk merek Amerika, sudah banyak diketahui, yaitu Tesla. Mobil listrik ini sekarang masih masuk melalui jalur distributor resmi.
Sedangkan untuk merek Eropa, yang dimaksud bisa jadi adalah Volkswagen (VW). Namun, belum diketahui apakah merek VW itu sendiri atau VW Group yang dimaksud. Sebab, VW Group menaungi banyak merek, seperti Audi, Bugatti, Bentley, Lamborghini, Porsche, Ducati, Scania, MAN, dan lainnya.
Sementara untuk merek China, kemungkinannya adalah BYD Automobile Co Ltd. Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, proses investasinya sedang dalam tahap finalisasi.
"Kalau kita lihat BYD yang nomor satu di dunia, nomor dua Tesla, dan seterusnya. Ini semua sudah memfinalisasi perjanjian Indonesia dengan keputusan kita yang sudah di rapat kabinet dan kita bisa announce segera,” ucap Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forkompinda Tahun 2023 pada Selasa (17/1/2023).
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/27/182722915/kemenperin-sebut-ada-3-calon-investor-otomotif-baru