Bicara teknis ION M1-S cukup menarik sebab motor listrik ini menggunakan penggerak rantai bukan sabuk alias belt drive. Berbeda dengan Alva One, Gesits G1 dan bahkan Yamaha E01 yang pakai sistem sabuk.
James Chan, pendiri dan CEO ION Mobility, mengatakan, setidaknya ada dua alasan mengapa motor listrik seharga Rp 40 jutaan tersebut memakai penggerak rantai, yakni soal efisiensi dan biaya pemeliharaan.
"Efisiensi chain drive, meskipun sedikit lebih rendah dari belt drive secara keseluruhan masih sangat tinggi. Hanya beberapa poin persentase dari belt drive," ungkap Chan dalam wawancara khusus Kompas.com, akhir pekan lalu.
Kedua seperti disebutkan yaitu terkait biaya pemeliharaan. Chan mengatakan rantai lebih mudah dirawat dan kuat ketimbang belt drive.
"Chain drive jauh lebih mudah dirawat, tanpa perlu khawatir akan biaya belt drive yang lebih tinggi dari waktu ke waktu atau kebutuhan sepeda motor untuk menghabiskan lebih banyak waktu di bengkel (dan biaya) selama perawatan untuk belt drive," kata dia.
ION M1-S pakai baterai model tanam. Ada dua pilihan yang disediakan pertama adalah 72V 48Ah dengan klaim jarak tempuh 120 km, dan baterai kedua 72V 60Ah memiliki klaim jarak tempuh hingga 150 km.
Motor penggerak alis dinamo model mid drive seperti punya Gesits. Mampu menghasilkan tenaga 16,8 tk dan torsi 43 Nm. Akselerasi dari 0-50 km/jam yaitu 3,7 detik dan memiliki top speed diklaim 105 km/jam.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/13/104200615/mengapa-ada-motor-listrik-pakai-penggerak-rantai-