JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beragam jenis dan tipe pelek motor dengan masing-masing kelebihan serta kekurangan.
Bukan hanya berfungsi menjadi salah komponen penopang utama motor, pelek juga bisa mempercantik tampilan. Terkait fungsi dan tampilannya yang memikat, pada dasarnya ada tiga jenis pelek yang digunakan pada motor.
Pelek itu dibedakan berdasarkan jenis, yaitu pelek jari-jari (spoke wheel), pelek palang (cast wheel), dan pelek aluminium berbentuk u (u -shape aluminium).
Meski memiliki fungsi dasar yang sama, ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda dan peruntukan yang berbeda pula.
1. Pelek Jari-jari
Spoke wheel alias pelek jari-jari umum dijumpai pada motor konvensional dengan kopling, biasanya bebek atau sport. Pelek jenis ini dianggap sebagai jenis pelek terkuat di antara pelek motor lainnya.
“Spoke wheel jauh lebih kuat karena jari-jarinya bisa menopang beban lebih banyak. Dia juga memiliki palang yang bisa mensupport motor supaya lebih seimbang,” kata Agung Hayu Pangestu, PDI Inspector AHM kepada Kompas.com, Minggu (5/3/2023).
Meski terlihat lebih tipis dan tidak setebal pelek lainnya, spoke wheel ditopang oleh palang rangka yang memperkuat konstruksinya. Inilah alasan di balik keunggulan spoke wheel.
“Makanya kan motocross yang notabenenya aktivitas motor berat menggunakan pelek jenis spoke wheel, karena dia kuat dan cocok dipasangkan dengan motor trail,” kata Agung.
2. Pelek Palang (Cast Wheel)
Saat ini, dominasi motor matik semakin besar di pasar. Biasanya motor matik identik dengan bawaan Cast Wheel. Pelek palang dianggap paling ideal untuk menunjang spesifikasi motor matik yang berjalan mayoritas di atas aspal.
“Pelek Cast Wheel memang sudah template (patokan) dari pabrikan untuk hampir semua motor matik karena lebih stabil,” ucap Agung.
Pelek jenis ini dibuat dengan proses cor langsung, di mana baja dilebur dan dituang ke dalam cetakan untuk membentuk konstruksi pelek.
3. Pelek U Shape Aluminium
Terakhir adalah pelek Shape Alumunium. Sesuai dengan namanya, pelek ini dibuat dengan material aluminium dan bobotnya ringan.
Alasan bobotnya ringan, pelek jenis ini sangat diminati pemodifikasi motor balap, misalnya drag bike.
Sayangnya, keunggulan pelek U Shape juga menjadi kelemahannya. Karena bobotnya ringan, pelek ini juga sangat rentan penyok dan tidak cocok digunakan harian.
“Kalau pelek u shape dipakai harian dan menerobos jalanan rusak walau hanya sedikit saja, pasti lebih cepat penyok. Pelek ini cocoknya untuk jalanan lurus yang rata dan bukan untuk harian,” ujar Agung.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/06/104200115/mengenal-jenis-pelek-pada-motor-serupa-tapi-tak-sama