YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Transmisi matik pada mobil memiliki karakter yang mudah dioperasikan karena dibekali teknologi yang canggih. Teknologi tersebut mengandalkan oli sebagai kopling otomatis baik di torque converter atau di kumpulan kopling penggerak, sehingga oli matik memegang peran yang sangat krusial.
Kualitas oli matik harus selalu terjaga agar tidak mengakibatkan sumbatan pada salurannya. Jika ada sumbatan, itu akan membuat tekanan oli matik berkurang, yang ujung-ujungnya bisa membuat kopling penggerak matik cepat aus.
Kejadian serupa juga bisa terjadi bila oli matik kurang, atau tidak sesuai volumenya. Apa bahaya bila oli matik berkurang?
Pemilik Aha Motor Hardi Wibowo mengatakan oli matik harus diisi sesuai dengan jumlahnya, tidak boleh kurang.
“Jika oli matik ini kurang, maka dipastikan tekanan oli matik kurang, khususnya pada line pressure, sehingga penekanan kopling penggerak kurang optimal,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Kamis (2/3/2023).
Dia mengatakan bila kopling penggerak pada transmisi matik tidak tertekan sempurna, hal itu akan memicu terjadinya selip yang bisa membuat kampas kopling cepat aus.
“Ausnya kampas kopling penggerak ini akan membuat mobil tidak bisa jalan, bisa saat posisi D, R atau yang lainnya, sesuai dengan kopling mana yang mengalami aus,” ucap Hardi.
Jadi, volume oli matik yang kurang ini akan membuat transmisi matik tidak mampu menggerakkan mobil untuk melaju, bahkan jangka panjangnya bisa membuat kampas kopling penggerak aus.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/04/092200415/bahaya-mengintai-jika-oli-transmisi-matik-kurang