Seksinya Pasar SUV, Jadi Alasan Suzuki Kembali Bawa Grand Vitara

JAKARTA, KOMPAS.com - Lama dinanti, akhirnya PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi meluncurkan generasi kelima Grand Vitara untuk pasar Indonesia.

Mobil bergenre sport utility vehicle (SUV) ini akan mengisi kelas medium atau segmen B, yang sekaligus melengkapi jajaran produk CBU Suzuki di Tanah Air.

Kedatangan Suzuki Vitara sebenarnya sudah lama dinanti, bahkan sebelum generasi barunya meluncur pertama kali di India pada Juli 2022.

Satu hal yang membuat akhirnya Suzuki Indonesia kembali menghadirkan Vitara setelah puluhan tahun dihentikan, tak lain karena perkembangan pasarnya yang positif.

Harold Donnel, Head of Brand Development & Marketing Research 4W PT SIS mengatakan, dibanding lima tahun yang lalu, perkembangan pasar SUV medium sangat pesat, tak hanya secara global tapi juga di Indonesia.

"Waktu itu (5 tahun lalu) masih LMPV dan LCGC, bila tidak salah kontribusi SUV medium hanya 16 persen. Tapi saat ini jadi kontributor utama, nomor duanya ke LMPV dan LCGC, jadi memang sebegitu seksinya medium SUV ini," ujar Harold kepada media di sela-sela gelaran IIMS 2023, Rabu (22/2/2023).

Harold menjelaskan, untuk memperkuat dan memperluas segmen yang sedang tumbuh subur tersebut, akhirnya Suzuki memasukkan Grand Vitara guna memperkuat jajaran produknya.

Diharapkan dengan kehadiran generasi kelima dari Grand Vitara di Indonesia, membuat Suzuki juga bisa lebih menikmati pasar yang selama ini hanya mengandalkan XL7 dan S-Cross.

"Kami perlu straightening produk lagi agar Suzuki bisa mengambil ceruk pasar di sana, karena banyak juga yang bermain di segmen SUV medium ini sejalan dengan tren globalnya," ujar Harold.

Meski untuk tren ke depan belum bisa diprediksi, namun Harold optimis bila kontribusi SUV di Indonesia bisa mencapai 30 persen.

Apalagi banyak pabrikan dari berbagi merek yang sudah mulai menjajakan produk baru untuk meramaikan segmen SUV medium.

"Mungkin hampir di 30 persen (kontribusi), harusnya itu sangat memungkinkan. Tapi balik lagi, ada banyak faktor yang harus dilihat, termasuk kondisi pasar," katanya.