JAKARTA, KOMPAS.com – Sepeda motor masih menjadi alat transportasi yang diminati masyarakat. Agar selalu berfungsi dan bisa diandalkan, motor butuh perawatan dan perbaikan berkala. Tujuannya agar performa selalu optimal dan menjaga harga jualnya tidak jatuh.
Menyambut tren elektrifikasi yang tengah berkembang, saat ini sudah ada waralaba atau franchise bengkel motor listrik, salah satunya seperti yang dilakukan PT Semesta Motor Indonesia (Motoriz).
Motoriz adalah jaringan bengkel motor bensin dan motor listrik dengan manajemen pujasera serta fasilitas lainnya, yang didukung sistem informasi dan teknologi terkini untuk melayani pelanggan.
Motoriz menyatakan, sistem kemitraannya berfokus pada pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.
Stefhanus Budianto, Technical Supervisor Motoriz, mengatakan, pihaknya menerima servis motor listrik baru keluaran pabrikan maupun motor listrik hasil konversi.
“Motoriz baru sekitar 3 bulan, tapi dulunya memang kita berkecimpung di motor bensin. Sekarang kita mengikuti zaman dan dukung program pemerintah, jadi kita juga konversi motor bensin ke motor listrik,” ujar Stefhanus, kepada Kompas.com (19/2/2023).
Ia mengatakan, biaya investasi pendirian bengkel motor Motoriz berada di kisaran angka Rp 250 juta hingga Rp 390 juta, di luar lokasi.
Biaya di atas sudah termasuk renovasi dan setup bengkel, perlengkapan bengkel, peralatan bengkel, perlengkapan toko dan molis, promosi dan grand opening, pengadaan dan training SDM, sistem informasi dan CCTV, biaya peluang usaha dan persediaan spare part.
Sebagai informasi, outlet ini akan dimulai dengan 3-4 orang karyawan (1 kepala bengkel, 1 senior montir, dan 1 atau 2 junior montir).
Outlet dapat melayani kurang lebih 10-30 unit motor per hari, secara bergantian libur dalam 1 bulan penuh.
Dengan rata-rata pelanggan bengkel berbelanja Rp 150.000 per kedatangan, maka target omset harian berkisar Rp 1 juta sampai Rp 6 juta per hari.
Sementara itu, belanja bengkel rata-rata terdiri dari Jasa Servis Tune Up Sepeda Motor, Pembelian Spareparts Motor (Oli, Aki, Ban, Busi, dsb), dan penjualan Motoriz Cafe.
Pendapatan lain-lain terdiri dari Cafe MoCa, Wifi Coin, penjualan dan penyewaan motor listrik, charging station motor listrik, dan konversi motor listrik.
Dengan proyeksi profit 20-22 persen dari omset, proyeksi pulang pokok berada dalam kisaran 18-24 bulan.
“Di Jakarta yang siap melayani ada 3 diler, Pondok Gede, Pamulang, dan Bintaro. Tapi mulai bulan depan kita akan buka 22 outlet di Jakarta. Salah satunya di beberapa SPBU,” ucap Stefhanus.
“Saat ini motor listik paling banyak kita terima Volta, sekitar 30-40 persen. Kenapa? Karena di bengkel juga sudah ada mesin swap pengisian Volta,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/21/100200515/mau-buka-bisnis-bengkel-motor-listrik-siapkan-investasi-rp-250-juta