Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan PO Raya Menolak Punya Bus Tingkat

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai Perusahaan Otobus (PO) saat ini memang banyak yang mengandalkan bus tingkat sebagai kendaraannya. Bahkan, kepemilikan bus dua lantai tersebut kadang jadi indikasi seberapa premium perusahaan tersebut.

Namun, penggunaan bus tingkat dirasa tidak perlu untuk salah satu PO legendaris, yakni Raya. Sampai saat ini, PO Raya hanya menggunakan bus dengan satu lantai atau single deck.

Selain bodi yang sama, PO Raya juga kebanyakan menggunakan sasis yang seragam, di kelas GVW 15 ton-16 ton. Sasis yang banyak digunakan seperti Mercedes Benz OH 1626, 1526, 1521, dan generasi sebelumnya.

Santo, salah satu pekerja di PO Raya sejak 1960-an mengatakan, bus tingkat menurut perusahaan punya nilai bisnis yang kurang baik. Jadi bisa dikatakan tidak menguntungkan kalau digunakan sebagai bus reguler.

"Bus itu lain dengan truk. Kalau truk besar, muatan (yang bisa diangkut) lebih berat, ongkos lebih tinggi. Kalau bus sama (pendapatannya), apalagi kalau sepi," ucap Santo kepada Kompas.com belum lama ini.

Misalnya, bus tingkat cuma mengangkut 12 orang, bus single deck juga bawa 12 orang. Pendapatan dari tiketnya sama, tapi pengeluaran untuk bus tingkat (modal) tentu lebih besar.

Bus tingkat biasanya memiliki mesin di atas 11.000cc, punya tenaga 400-an TK yang tentu lebih boros BBM daripada bus biasa. Jadi secara nilai bisnis, masih lebih menguntungkan bus biasa (single deck).

"Lalu sparepart mahalnya bukan main (daripada bus biasa)," kata Santo.

Jadi kalau memang cari gengsi, tentu bus tingkat akan dipilih, karena bisa dapat status yang premium. Tetapi, PO Raya menjalankan bisnis bukan untuk cari status, tapi cari uang (keuntungan).

https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/08/102200515/alasan-po-raya-menolak-punya-bus-tingkat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke