Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Sulit dan Jauhnya Akses Parkir Motor di Mal Mewah

JAKARTA, KOMPAS.com – Kota-kota besar, lokasi parkir jadi kebutuhan utama para pengguna kendaraan pribadi. Namun, bagaimana jadinya bila akses parkir motor mendapat diskriminasi, karena lokasinya yang berada lebih jauh daripada parkir mobil.

Seperti yang diungkap dalam video viral akun TikTok @dajdr_ (31/1/2023). Dalam unggahannya, akun tersebut mengkritisi parkiran motor Mal Pondok Indah (PIM) yang lokasinya berada cukup jauh dari gedung utama.

“Parkiran motor di sana, nyebrang dulu ke PIM 1, nyebrang dulu ke PIM 2, baru ke PIM 3,” kata pemilik akun @dajdr_ dalam videonya.

Rupanya, unggahan yang mengkritisi parkiran motor PIM juga diamini oleh beberapa netizen. Seperti akun @xxxxxnz yang komen, “pim sangat sangat melihat kasta, sumpah jauh bgt parkiran motornya sampe lewatin jembatan penyebrangan”.

Lalu ada juga komentar akun @milawelah yang bilang, “pernah ke pim juga naik motor ???? jauh bgt parkirnya jujur, tidak motor friendly apa aku yg ga tau ya,” katanya.

Menanggapi keunikan dari parkiran motor di PIM, Rio Octaviano, Ketua Indonesia Parking Association (IPA), mengatakan, ada beberapa alasan yang membuat pengelola mal menyediakan parkir motor yang terbatas atau jauh dari lokasi mal.

“Kalau saya enggak melihat ke salah satu properti. Secara general, kemungkinan manajemen PIM memang mau mengatur,” ujar Rio, kepada Kompas.com (3/2/2023).

“Mungkin dia punya hitungan, misal mobil jauh lebih banyak dibandingkan motor. Jadi demand mobil jauh lebih banyak daripada motor. Makanya motor ditaruh di satu tempat khusus. Walaupun itu jadinya jauh,” kata dia.

Rio menambahkan, diskriminasi parkir motor sebetulnya tidak hanya terjadi di mal mewah, tapi juga gedung perkantoran.

"Sebenarnya bukan hanya PIM, Mal Kelapa Gading itu (parkir motor) juga ditaruh di luar. Apalagi Arta Graha gedung perkantoran, itu malah motor enggak boleh masuk, ditaruh di luar," kata Rio.

"Jadi ini bukan masalah PIM atau bukan, ini mindset dari sebuah manajemen. Di Kokas pun jauh parkir motornya, pengunjung tetap harus jalan," ucap dia.

Kemudian, alasan lain yang membuat lokasi parkir motor di mal atau perkantoran berada jauh, salah satunya terkait estetika bangunan.

“Tapi menurut saya alasan estetika jadi yang utama. Ada beberapa properti yang memandang atau mendefenisikan dari sebuah gedung itu adalah, wilayah utamanya tidak dilewati oleh kendaraan roda dua. Ada pertimbangannya sendiri,” ucap Rio.

“Jadi secara aturan tidak eksplisit disebutkan bahwa motor ini harus di sini, motor itu harus di sana. Tidak tertulis, tapi lebih ke arah kebijakan internal dari manajemennya,” ujar dia.

Sementara itu, Stefanus Ridwan, Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk, salah satu grup properti terbesar, mengklaim bahwa parkiran motor yang berada di bawah naungan pihaknya memiliki lokasi yang cukup baik.

“Parkiran motor kita enggak jauh. Kita punya parkir motor di dalam malnya. Kecuali di Kota Kasablanka, memang masih jalan kaki sedikit,” kata Stefanus, kepada Kompas.com (3/2/2023).

Sebagai informasi, pengelola perbelanjaan pada dasarnya punya pertimbangan tersendiri dalam menentukan lokasi parkir.

Selain itu, tidak ada aturan yang secara eksplisit menyebutkan bahwa motor harus parkir di lokasi tertentu.

“Kalau di APBBI (Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia) tergantung anggotanya. Kalau mal mewah, hotel mewah, pengunjungnya naik mobil semua,” ucap Stefanus, yang juga Anggota Dewan Pembina APPBI.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/04/090200215/cerita-sulit-dan-jauhnya-akses-parkir-motor-di-mal-mewah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke