JAKARTA, KOMPAS.COM - Sepeda motor jenis matik menggunakan transmisi khusus yang dinamakan Continuously Variable Transmission atau CVT.
Berbeda dengan transmisi manual yang menggunakan kopling gigi untuk menambah atau menurunkan kecepatan, CVT bekerja secara otomatis.
Tidak hanya dari sisi fungsi dan kinerja, cara merawat transmisi CVT juga berbeda dengan transmisi manual.
"Perawatannya beda, karena kompleksitas keduanya (transmisi CVT dan manual) juga berbeda," ucap Anto Hananto, kepala mekanik Ahass Motor 88 Cikupa kepada Kompas.com, Sabtu (28/1/2023)
Perawatan transmisi CVT sebenarnya cukup simpel. Pengendara cukup melakukan pengecekan dan servis rutin setidaknya setelah motor memiliki jarak tempuh sekitar 20.000 - 24.000 kilometer.
"Waktu servis rutin, umumnya cuma dibersihkan dari debu dan kotoran dan mengecek kekencangan CVT, baut pulley, dan bagian lainnya," imbuh Anto.
Namun waktu servis CVT tidak hanya terpaku dari jarak tempuh, khususnya pada skutik bongsor seperti Honda PCX. Ada faktor-faktor lain yang bisa menjadi pertanda jika motor harus mendapatkan servis.
"Kalau motor itu sering dipakai ngebut, bebannya berat dan sering menanjak, sekalipun jarak tempuhnya belum 20 ribu kilometer, sebaiknya servis," tutur Budi Susanto selaku pemilik bengkel Terang Motor pada kompas.com.
Sosok yang akrab disapa Koh Budi itu juga menjelaskan bahaya yang muncul jika terlambat melakukan servis, yakni pecahnya Pulley CVT.
"Patah karena penggunaan berat dan tidak cepat-cepat diservis," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pengendara bisa mengamati tanda-tanda yang ada pada motor. Misal bunyi mesin yang kasar, sulit digunakan menanjak, dan lambatnya akselerasi motor.
Jika tanda tersebut mulai nampak, sebaiknya dilakukan servis ke bengkel.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/28/180200915/kenali-tanda-honda-pcx-perlu-servis-cvt