JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa kebutuhan Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) sangat besar, lebih dari 1 triliun dollar Amerika Serikat (AS) sampai 2060.
Dana tersebut, digunakan untuk kemajuan teknologi, mendorong inovasi, dan perbaikan secara konstan melalui peremajaan industri seraya mempopulerkan jutaan kendaraan listrik.
"Butuh dana investasi yang sangat besar, lebih dari 1 triliun dollar AS sampai 2066 nanti. Kebutuhan dana makin besar saat pembangkit listrik tenaga batubara dihentikan lebih cepat dan digantikan dengan listrik EBT (Energi Baru Terbarukan)," katanya dalam rilis resmi, Kamis (25/1/2023).
Lebih rinci, Arifin menyampaikan dalam kemajuan teknologi, dibutuhkan pengembangan energi baru dan terbarukan. Misalnya, sistem teknologi penyimpanan, yang berkembang pesat di sektor pembangkit tenaga listrik dan transportasi.
Lebih lanjut Arifin menyampaikan, dalam peta jalan NZE Indonesia, lebih dari 56 Giga Watt (GW) Battery Energy Storage System (BESS) dan ratusan juta kendaraan listrik akan beroperasi tahun 2060.
"Ini membuka ruang yang sangat besar dan potensial untuk investasi. Dibutuhkan lebih dari 40 miliar dollar AS pendanaan untuk program ini," ujar Arifin.
Contoh lainnya adalah teknologi solar PV bisa meningkatkan efisiensi untuk memproduksi keluaran tenaga yang lebih besar.
"Kami merencanakan membangun 420 GW solar PV yang akan terpasang pada 2060 dengan kebutuhan investasi tak kurang dari 160 miliar dollar AS," ucap Arifin.
Sehingga ia mengakui, perjalanan Indonesia mencapai target NZE akan biaya yang tidak sedikit. Walau demikian, Arifin optimis Indonesia bisa mencapai bahkan melaluinya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/25/190200115/investasi-untuk-capai-net-zero-emission-butuh-dana-besar