JAKARTA, KOMPAS.com - PO Raya merupakan salah satu operator bus legendaris di Indonesia, sudah hadir sejak 1960-an. Salah satu ciri khas dari PO Raya adalah memakai bangku bekas pesawat di semua kelasnya.
Tim redaksi Kompas.com mendapat kesempatan untuk menjajal PO Raya dalam trayek Solo-Bogor. Kami mencoba kelas layanan Junior Executive 34 yang merupakan paling rendah, tiketnya dibanderol Rp 250.000.
Tiket dibeli lewat kontak agen PO Raya yang ada di Terminal Tirtonadi Solo. Ketika dilunaskan, bisa memilih posisi duduk untuk perjalanan nanti, didapat posisi bangku nomor 2, atau paling depan (hot seat).
Jadwal keberangkatan dari Solo ke Bogor adalah puku 19.00 WIB, jadi bisa dibilang ini bus malam. Selama perjalanan, tidak akan bertemu dengan matahari atau dalam kondisi gelap.
Ketika masuk dan duduk di bangku paling depan, langsung disediakan selimut dan bantal untuk semua penumpang. Selimut bisa dibilang cukup tipis, tapi membantu menghalau dingin saat perjalanan.
Untuk bangkunya, ini menjadi poin paling unik. Ada 34 bangku yang disusun dua kanan dan dua kiri. Tersedia sandaran tangan di pinggir dan tengah, persis seperti bangku yang ada di dalam pesawat.
Model bangkunya juga unik, tidak meliuk-liuk seperti model bangku bus zaman sekarang. Tapi setelah dicoba, bangku ini cenderung nyaman, bahkan bisa diadu dengan bangku bus yang biasa.
Bahan dari bangkunya fabric pada bagian bawah, sehingga tidak membuat bokong berkeringat dan kedinginan selama perjalanan. Sedangkan di bagian sandaran punggung, dilapis dengan seprai tipis berwarna oranye.
Perjalanan dimulai dari Terminal Tirtonadi tepat pukul 19.00 WIB. Selama perjalanan, lampu kabin tentu dimatikan, tapi tetap ada ambience light dari Karoseri Laksana, Lega Light berwarna merah.
Setelah keluar dari terminal, bus tidak langsung masuk tol, tetapi menjemput ke berbagai agen seperti di Salatiga, Ungaran, dan Banyumanik. Untuk impresinya, bus dibawa dengan halus, tidak grasak-grusuk terburu-buru.
Tidak lama berselang, kru membagikan snack kepada semua penumpang. Isinya, ada bolu, air mineral, dan tisu basah, cukup untuk menjadi pengganjal rasa lapar sebelum sampai ke restoran untuk servis makan.
Bantingan suspensi udara tipe narrow dari sasis Mercedes Benz OH 1626 dibilang halus, bisa meredam jalanan. Tapi di kondisi berjalan pelan dan jalan bergelombang, memang terasa memantul bantingannya.
Sekitar pukul 22.30 WIB, sampai di restoran untuk servis makan. Tersedia beberapa pilihan menu, bisa nasi rames atau menu pilihan seperti nasi goreng, ayam, dan sop.
Ada waktu sekitar 30 menit sebelum bus melanjutkan perjalan. Setelah itu, pengemudi diganti dan kembali masuk tol untuk berjalan ke arah Barat.
Selama di tol, bus berjalan cukup konstan di kecepatan 100 kpj. Memang menjadi ciri khas PO Raya untuk memberikan rasa nyaman dan pengemudinya tidak kebut-kebutan, cocok sekali untuk yang cari bus untuk beristirahat.
Sekitar pukul 03.00 WIB, tidak terasa sudah masuk ke daerah Cikampek. Bus pun keluar tol beberapa kali untuk menurunkan penumpang di berbagai agen.
Setelah itu, bus melanjutkan perjalanan lewat jalan non tol dan akhirnya tiba di Kota Bogor sekitar pukul 05.30 WIB.
Secara keseluruhan, bus ini cocok bagi yang memang mau nyaman selama perjalanan jauh. Waktu tempuhnya sekitar 10 jam 30 menit dan tiba di lokasi tidak terlalu pagi, jadi siap melakukan aktivitas.
Bangku pesawatnya bisa dibilang nyaman, menurut kami lebih nyaman dari bangku bus biasa di kelas yang sama (eksekutif). Jadi dengan tarif Rp 250.000, naik PO Raya bisa jadi pilihan yang nyaman dan aman.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/24/160527515/impresi-naik-bus-po-raya-dari-solo-ke-bogor-cuma-rp-250000