JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang terjadi tiga tahun belakangan memberikan dampak bagi sejumlah aktivitas bisnis dan industri di dalam negeri, tidak terkecuali sektor otomotif.
Alasan ini juga dipakai PT Astra Daihatsu Motor (ADM) untuk menjelaskan mengapa penjualan kendaraan bermotor roda empat hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) atau Low Cost Green Car (LCGC), alias mobil murah anjlok di Indonesia.
Marketing Director and Corporate Planning & Communication Director ADM Sri Agung Handayani mengatakan, gejolak segmen LCGC cukup mencerminkan kondisi otomotif Indonesia karena lebih dari 70 persen diisi konsumen first buyer.
Segmen ini, kata dia, punya daya beli sangat sensitif terhadap kondisi perekonomian.
Menurut data Gaikindo, total pasar LCGC pada 2019 atau sebelum pandemi Covid-19, adalah 217.454 unit atau mencakup sekitar 25 persen total pasar. Tapi, pada 2022 lalu volume pasar mobil murah tercatat tinggal 186.659 unit tinggal 18 persen saja.
"Dulu, di 2018 market LCGC 90 persen dikuasai oleh first buyer, orang yang pertama kali ingin punya mobil. Tetapi saat pandemi (2021), tinggal 70 persen," kata Sri Agung di Jakarta, Selasa (17/1/2023).
Situasi ini mencerminkan kalau pandemi membuat para pembeli mobil pertama ini, khususnya dari sektor informal kesulitan. Meski begitu, Agung optimistis kalau pasar mobil murah bisa meningkat 2023 ini, mengingat kondisi perekonomian nasional perlahan mulai membaik.
“Kita melihat tren dari 2021 ke 2022, pasar first buyer meningkat dari 70 persen menjadi 80 persen. Artinya first buyer tadi dari segi ekonomi membaik sejalan dengan ekonomi nasional. Daya belinya ada," ucap dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/18/102200215/daihatsu-bilang-pandemi-memangkas-penjualan-mobil-murah-indonesia