KLATEN, KOMPAS.com - Masyarakat mudah menjumpai berbagai merek bahan bakar minyak (BBM) di pasaran dengan keunggulan yang ditawarkan. Setiap merek memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan level kualitas yang ada.
Berbagai zat aditif juga sering ditambahkan pada jenis bahan bakar tertentu untuk menghasilkan bahan bakar yang berkualitas. Umumnya, zat-zat aditif yang digunakan memiliki ragam jenis dan takarannya masing-masing yang tidak sama antara merek satu dan lainnya.
Dengan demikian, mencampur bahan bakar dengan merek yang berbeda sama saja telah mencampur zat aditif yang ada pada bahan bakar. Lantas, adakah efek samping bila sering mengganti merek BBM untuk kendaraan?
Dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto mengatakan, setiap merek bahan bakar memiliki formulanya masing-masing untuk zat aditif yang digunakan, hal itu menimbulkan peluang terjadi masalah jika dicampur.
“Selama percampuran bahan bakar yang beda merek ini hanya sedikit, misal karena sisa yang ada di tangki BBM kendaraan, itu tidak akan jadi masalah, masih ditoleransilah, tapi yang masalah bila percampurannya sama atau 50 banding 50,” ucap Tri kepada Kompas.com, Senin (16/1/2023).
Dia mengatakan, zat aditif pada setiap merek bisa saja tidak cocok satu dengan yang lain sehingga itu berpeluang menimbulkan masalah.
“Seperti BBM Shell itu ada aditifnya, Pertamax juga ada aditifnya, ditakutkan masing-masing aditif tidak kompatibel satu dengan yang lain, akhirnya akan bermasalah,” ucap Tri.
Namun, Tri menegaskan, bila percampurannya hanya karena sisa bahan bakar yang ada di tangki, hal itu masih pada batas aman.
Hal serupa juga disampaikan oleh Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi. Dia mengatakan, gonta-ganti merek BBM untuk suatu kendaraan tidak akan menjadi masalah selama nilai oktannya masih sama.
“Menurut saya, asalkan nilai oktan sama, tidak masalah (jika gonta-ganti merek BBM) karena di buku pedoman pemilik kendaraan yang dicantumkan nilai oktan tertentu, bukan merek BBM tertentu. Ini artinya, pemakai kendaraan bebas memilih mau merek apa saja,” ucap Didi.
Jadi, sering mengganti merek bahan bakar tidaklah menjadi suatu masalah pada kendaraan, asalkan nilai oktannya masih sama sesuai dengan anjuran pabrikan.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/17/133100515/apakah-ada-efek-samping-jika-sering-gonta-ganti-merek-bbm