Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bahaya Pasang Kasur di Kabin Mobil, Penumpang Bisa Terlempar

JAKARTA,KOMPAS.com – Ada satu kebiasaan yang dilakukan para pemilik mobil terutama saat musim mudik dan libur panjang, yaitu melipat jok belakang kemudian diganti kasur khusus kabin.

Banyak orang yang beranggapan hal tersebut lebih nyaman karena para penumpang dapat tidur dan leluasa beraktivitas di dalam mobil.

Apalagi bila bepergian bersama keluarga dan mengajak anak-anak. Namun, modifikasi yang dilakukan seperti menambah kasur di dalam kabin tentu mengorbankan aspek keamanan dan keselamatan berkendara.

Seperti disampaikan Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana. Menurut dia, penumpang bisa mengalami cedera serius bila terjadi kecelakaan. Fitur keselematan berkendara seperti seat belt tidak berfungsi, akibatnya saat ada benturan dari depan atau belakang, orang-orang di dalam mobil dapat terlempar.

“Modifikasi untuk kenyamanan tapi mengorbankan keselamatan. Seat belt dirancang untuk mengikat penumpang di jok saat benturan keras dan efeknya terasa sampai dalam kabin. Penumpang tetap terikat, dan impact benturan tak sampai menyebabkan cedera serius. Bayangkan, bila enggak memakai seat belt. Pada kecepatan tinggi penumpang bisa terlempar hingga puluhan meter,” tutur Sony.

Sangat parah, apalagi anak-anak yang ada di dalam mobil. Hal itu, kata Sony, memperkecil peluang selamat saat kecelakaan terjadi. Di dalam mobil, seharusnya anak-anak terutama yang berusia balita, di berikan tempat duduk khusus atau yang kerap disebut car seat.

“Anak-anak usia 0-5 tahun, duduk di car seat. Seat bealt di usia tersebut enggak melindungi si anak, tubuh mereka masih kecil dan rawan terlepas dari ikatan sabuk. Karena, risiko kecelakaan untuk anak menjadi korban itu lebih besar, peluang selamat kecil dan bila selamat, cedera serius seperti gagar otak sering sekali terjadi,” kata Sony.

Tidur di mobil secara keselamatan sangat bertentangan, apapun kondisinya, menurut Sony, penumpang wajib siaga penuh saat mobil melaju. Kemudian, posisi tubuh juga duduk tegak dan bersandar di kursi.

Oleh karena itu, Sony mengingatkan, jadwal istirahat selama perjalanan jarak jauh dapat di atur sedemikian rupa. Selain untuk mengembalikan stamina tubuh yang terkuras, energi dan kebutuhan oksigen perlu di rehidrasi.

“3 jam maksimal istirahat sekali di rest area. Bisa nge-rest, stretching, dan sebagainya, asupan energi selama perjalanan begitu di perlukan, untuk mengembalikan stamina tubuh. Atau lebih baik lagi jika gantian mengemudi. Pengemudi dan penumpang sampai ke tujuan dengan kondisi yang fit, termasuk risiko di perjalanan,” tutur Sony.

Founder Jakarta Defensive Driving & Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, tidur di dalam mobil sangat tidak di anjurkan. Karena kondisi darurat yang terjadi dan membutuhkan reaksi cepat untuk bertahan hidup, dan itupun hanya punya kesempatan dalam hitungan detik.

“Tidur di mobil pakai kasur itu sudah levelnya ekspert. Enggak memikirkan risiko kecelakaan, pakai seat belt saja tingkat fatalitas tidak terjamin, apalagi itu. Ketika accident terjadi, penumpang terbang keluar mobil, bayangkan apa yang akan terjadi? Hard braking aja penumpang bisa terlempar ke depan,” kata dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/13/191200015/bahaya-pasang-kasur-di-kabin-mobil-penumpang-bisa-terlempar-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke