JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam dunia pembiayaan kendaraan, kemampuan konsumen dalam melunasi hutangnya turut memengaruhi prestasi perusahaan leasing. Di mana kejadian ini bakal berdampak pada angka NPL (Non Performing Loan).
Untuk diketahui, NPL adalah indikator kesehatan aset dari lembaga pembiayaan. Dalam NPL terdapat perhitungan berkaitan dengan banyaknya debitur yang gagal melakukan pelunasan pinjaman.
NPL juga menjadi salah satu bentuk permasalahan pada proses pembayaran pinjaman. Umumnya hal ini disebabkan oleh adanya krisis ekonomi, yang mengakibatkan peningkatan pada persentase terjadinya kredit macet.
Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latif, mengatakan, capaian NPL pada akhir 2022 masih normal.
“NPL 2022 Adira Finance di angka sedikit di bawah 2 persen, pencapaian dari target 2 sampai 2,25 persen,” ujar Harry, kepada Kompas.com (6/1/2023).
Menurutnya, belum ada lonjakan kasus gagal bayar kredit motor. Seperti diketahui, bila banyak kasus penarikan motor oleh debt collector, mestinya berdampak pada meningkatnya angka NPL.
“So far kita dalam kondisi baik untuk NPL di akhir tahun lalu. Pada Desember 2022, malah kita membaik bila dibandingkan November 2022,” ucap Harry.
Sementara itu, Margono Tanuwijaya, Chief Executive Officer FIFGroup, mengatakan, performa kredit motor pada tahun 2022 meningkat hingga 5 persen dibandingkan sebelumnya.
Hal ini turut tercermin pada menurunnya angka NPL. Meskipun capaiannya belum bisa menyamai perolehan sebelum pandemi Covid-19.
“NPL saat ini 0,9 persen, tahun lalu 1,1 persen, sebelum pandemi 0,8 persen. Jadi sudah membaik,” kata Margono, kepada Kompas.com belum lama ini.
“Proyeksi tahun depan kita cukup optimis, akan lebih baik dari tahun ini. Kita harapkan, kita punya jumlah kredit yang bisa diluncurkan. Harapannya bisa growth 15 persen,” ujar dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/08/080100415/gagal-bayar-kredit-motor-pada-tahun-lalu-diklaim-menurun