JAKARTA, KOMPAS.com - PT Astra Otoparts Tbk (Astra Otoparts) sebagai anak perusahaan PT Astra International Tbk (ASII) mulai melakukan langkah kongkret untuk turut mempercepat era elektrifikasi kendaraan bermotor di Indonesia melalui peluncuran charging station.
Tersebar di 6 titik, Stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk kendaraan roda empat atau lebih ini dinamakan Astra Otopower. Fasilitas hasil riset Astra tersebut memiliki tiga jenis ukuran yaitu 7 kW, 50 kW, dan 150 kW atau ultra fast charging.
Sayangnya, perseroan belum menghadirkan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik (SPBKLU) untuk sepeda motor listrik. Padahal secara volume, populasinya lebih banyak dan masif dibanding mobil.
Menanggapi hal itu, Direktur PT Astra Otoparts Yusak Kristian menjelaskan, studi untuk SPBKLU masih cukup rumit. Mengingat peredaran baterai untuk motor listrik sangatlah beragam dengan mekanisme pengisian beda-beda pula.
"Kita juga melihat battery swap itu hari ini OEM (Original Equipment Manufacturing) masih memiliki beberapa bentuk baterai, tidak uniform (seragam). Cara pengisian baterainya pun beda, ada yang swap dan juga charging seperti ngecas ponsel di rumah," kata ditemui di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/12/2022).
"Nah ini kita masih mengikuti arah-arah OEM bagaimana dan kami akan mempersiapkan infrastrukturnya," lanjut Yusak.
Meski demikian ia mengaku bila secara teknis, pihaknya sudah siap untuk bisa membuat fasilitas SPBKLU guna mendukung percepatan ekosistem motor listrik nasional.
Jadi secara keseluruhan, pihak Astra Otoparts tinggal menunggu kepastian pergerakan pasarnya saja.
"Basically secara teknis kita sudah siap untuk itu, namun kembali kami harus menunuggu arah OEM dan kebanyakan motor seperti apa. Jadi itulah mengapa roda dua kita belum launching," kata dia lagi.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/12/27/160100815/alasan-astra-belum-hadirkan-layanan-swap-baterai-untuk-motor-listrik