Ada Ancaman Resesi, Mitsubishi Proyeksi Penjualan Tahun Depan Menurun

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) memperkirakan penjualan mobil tahun depan tak lebih baik daripada pencapaian selama 2022 ini.

Hal tersebut dikarenakan adanya ancaman resesi yang sedikit-banyak bisa mepengaruhi keadaan ekonomi nasional. Sehingga pada akhirnya, pasar bisa melandai meski tidak sampai kembali ketika pandemi Covid-19.

"Semua isu global itu mempengaruhi industri otomotif, segala macamnya karena banyak sekali dampak yang terjadi kepada kinerja penjualan. Karena walau produksi kami sudah lokal tapi beberapa komponen ada yang impor," kata Intan Vidiasari, Deputy Group Head Planning and Communication MMKSI di Karawang, Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).

"Kemudian dengan kondisi sekarang yang persaingannya semakin ketat, harga bahan bakar naik lagi, mungkin tidak akan sebaik tahun 2022 ini ya. Namun kami tetap mencoba mempertahankan kinerja agar tetap sama," lanjutnya.

Oleh karenanya, ia berharap bahwa kenaikan inflasi, bahan bakar minyak, dan aspek lain yang bersinggungan, tidak lantas secara drastis menaikkan harga bahan baku. Sebab bila hal tersebut terjadi, maka bisa berpengaruh terhadap aktivitas CKD.

Mengingat saat ini cukup banyak produk andalan Mitsubishi yang dirakit lokal, yaitu L300, Mitsubishi Xpander, Xpander Cross sampai Pajero.

"Jadi secara keseluruhan, kondisi tahun ini lebih baik dari proyeksi tahun mendatang. Tapi kita tidak mau turun juga ya, sedapat mungkin akan diusahakan akan naik sedikit atau paling tidak sama seperti sekarang," ucap Intan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), selama Januari-November 2022 Mitsubishi Motors mencatatkan total penjualan sebesar 88.239 unit secara wholesales dan 89.867 unit retail sales.

Angka tersebut, sedit menurun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 5 persen pada kinerja wholesales dan 1,9 persen untuk penjualan ritel. Walau demikian, Mitsubishi masih mempertahankan market sales 12 persen (peringkat ke-4) di pasar otomotif Indonesia.