SEMARANG, KOMPAS.com - Selain mudah, banyak orang memilih mobil transmisi matik lantaran harganya yang makin terjangkau.
Meskipun demikian, banyak yang belum paham perbedaan spesifik model-model transmisi matik yang beredar di pasaran.
Seperti diketahui, umumnya transmisi matik yang beredar di psara ada dua, yakni automatic transmission (AT) dan continuously variable transmission (CVT).
Walau pengoperasiannya tanpa pedal kopling alias otomatis, namun antara AT dan CVT memiliki cara kerja yang berbeda.
Transmisi matik model AT, sistem operasi dan spesifikasi teknis yang dimiliki terbilang konvensional. Banyak pabrikan sekarang yang meninggalkan transmisi tersebut.
Perpindahan gigi transmisi matik juga masih kasar karena rasio jarak antar gigi yang terlalu renggang.
"Kurang halus saat perpindahan gigi. Jumlah gigi yang dimiliki juga terbatas biasanya maksimal 4. Spesifikasi beda, teknologi ini sudah dipakai mobil-mobil generasi 2.000 an - 2015. Tapi, enaknya akselerasi mesin lebih terasa, responsif," kata Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto kepada Kompas.com, Selasa (13/12/2022).
Karena respon transmisi begitu cepat menerima torsi dan tenaga yang disalurkan mesin, banyak pemilik mobil yang menganggap engine brake pada transmisi AT lebih baik.
Berlaku pula untuk perawatan rutin, ketika jadwal pergantian oli matik, model AT konvensional sering dinilai rumit. Oli secara berkala dilakukan flushing untuk membersihkan kotoran dan lumpur di dalam bak carter transmisi.
"Karakternya beda jauh, saat dipindahkan mode manual, hentakan perpindahan gigi dan respon mesin terasa. Tapi, perawatannya banyak dibilang rumit, butuh flushing oli matik yang dianggap mahal," ucapnya.
Kebanyakan mobil baru saat ini sudah beralih menggunakan transmisi matik CVT. Paling Baru Toyota Kijang Innova Zenix.
Dari sistem operasional, komponen mekanikal hingga perawatan dibuat semacam penyempurnaan dari generasi-generasi sebelumnya. Transmisi CVT diklaim nyaman karena perpindahan gigi matik yang benar-benar halus.
Seperti disampaikan Kepala Bengkel Honda Kusuma Siliwangi Semarang Teguh Dwi Harianto.
"Matik CVT perpindahan giginya lembut dan tidak terasa ada hentakan. Memang benar-benar disesuaikan kebutuhan mesin modern yang bertenaga dan irit bahan bakar," kata Teguh.
Perawatan transmisi matik CVT juga dibuat mudah. Untuk pergantian oli sudah tak membutuhkan flushing, prosesnya mirip seperti ganti oli mesin biasa.
"Oli di dalam transmisi bisa langsung dikuras, modelnya mirip ganti oli mesin, pakai baut tap. Oli bisa cepat keluar dan kering," kata dia.
Sebelumnya, Hermas E Prabowo Pemilik Bengkel Worner Matic menjelaskan, perbedaan transmisi AT dan CVT secara keseluruhan indikatornya dari rasio perpindahan gigi.
"Spesifiknya beda dirasio output dan input. Untuk model AT biasa, rasio keseluruhan di tentukan planetary gear set. Jadi, rasio masing-masing gigi transmisi matik pola perhitungannya dibentuk planetary gear," ujar Hermans.
Sementara CVT, yang dipakai adalah pulley primer dan pulley sekunder yang dihubungkan oleh sabuk baja atau steel belt. Kemudian, perbedaan juga terletak pada jumlah friction clutch dan steel clutch yang lebih banyak dari AT.
"Pada transmisi matik model AT konvensional, jumlah friction clutch dan steel clutch-nya lebih banyak. Kalau pada CVT, friction clutch maksimal berjumlah 6 buah, untuk friction steel bisa tujuh atau delapan," ujar Hermas.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/12/13/103100115/mengenal-bedanya-transmisi-matik-cvt-dan-at