SEMARANG, KOMPAS.com - Mobil matik berbeda dengan tipe manual. Untuk menghentikan laju kendaraan, rem menjadi andalan utama.
Karena itu, pemilik mobil matik pantang untuk menyepelekan perawatan rem. Masalah kecil bisa berdampak serius seperti rem blong.
Contoh seperti gesekan yang berlebihan saat mobil melewati medan berat seperti jalan pegunungan yang memungkinkan menyebabkan kampas rem cepat panas.
Kerusakan serius berpotensi memicu kecelakan fatal, risiko terparah adalah tekanan rem kedua sisi roda jadi berbeda.
Lantas bagaimana hal itu bisa terjadi?
Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana menjelaskan, tingkat keausan rem mobil ditentukan kondisi tekanan kaliper masing-masing roda.
Teknisnya, kaliper rem depan sebagai tumpuan beban menekan sesuai traksi roda. Menurut Andika, laju kecepatan mobil yang tinggi trek dan jeda waktu pengereman menyesuaikan otomatis dengan sendirinya.
Maka momentum untuk menghentikan total mobil tersebut dinilai efisien dan aman jika roda mengunci sesuai pola perhitungan yang matang.
"Murni alamiah, hal itu bisa dijelaskan dari perspektif ilmu fisika. Meskipun sama-sama berputar seirama, gerakkan menekan ke dalam untuk menghentikan laju mobil, rem bisa menyeimbangkan roda bagian mana yang traksi ke permukaan jalan lebih baik dan sisi yang kurang diberikan kesempatan untuk beradaptasi sendiri," ucap Andika.
Hal itu sebenarnya sama untuk mobil transmisi manual. Hanya saja faktor permainan transmisi atau engine brake berhasil memicu gaya balik, alhasil seperti menahan kecepatan.
Dampaknya secara umum juga mempengaruhi usia pakai dan perawatan kampas rem. Maka dari itu, mobil matik maupun manual melakukan jadwal servis rem yang berbeda.
"Usia pakai kampas rem berbeda, bisa selisih 5.000 kilometer (km) jika dipakai rute commuter yang sama-sama macet. Termasuk disc brake, perawatan berkala berupa rematching disc brake jadi maju dari jadwal," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/12/05/113100515/penyebab-kampas-rem-mobil-habis-tak-rata-