JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia punya rencana mulia untuk menghilangkan emisi gas buang kendaraan lewat Net Zero Emission (NZE) alias netralitas karbon pada 2060. Berbagai strategi disiapkan salah satunya transisi dari mobil dengan mesin bakar internal (ICE) menuju mobil listrik.
Namun, strategi ini masih memiliki kendala dari sisi harga. Di mana mobil-mobil listrik maupun elektrifikasi seperti hybrid, umumnya belum terjangkau kebanyakan konsumen.
Meski begitu, bukan berarti konsumen tidak bisa membantu mengurangi emisi gas buang kendaraan.
Agus Purwadi, Dosen & Peneliti Senior dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, teknik berkendara hemat alias eco driving style jadi cara sederhana untuk menurunkan emisi kendaraan.
"Yang paling sederhana adalah kita melakukan yang disebut eco driving style,” ujar Agus, dilansir dari webinar yang disiarkan Youtube Institut Teknologi Bandung (4/12/2022).
“Eco driving style terus terang memang banyak cara, paling tidak kita bisa mengurangi konsumsi BBM dan emisi rata-rata 10-15 persen kalau kita melakukan eco driving style," kata dia.
Pada presentasinya, Agus mengatakan, pengendara harus memperhatikan kiat berkendara eco driving.
Pertama, pertahankan putaran mesin di putaran 2.500 rpm. Pindah gigi saat putaran mesin tidak lebih dari 2.500 rpm
Selanjutnya, pertahankan kecepatan stabil pada gigi setinggi mungkin, lihat ke depan dan antisipasi arus lalu lintas. Kemudian, hindari akselerasi atau pengereman mendadak.
Lalu, matikan mesin saat berhenti sebentar juga bisa membantu mengurangi emisi. Serta, singkirkan berat beban yang tidak perlu, hindari rak atap dan beban di atap.
Tak ketinggalan, optimalkan penggunaan AC dan defroster kaca belakang. Dan terakhir periksa tekanan ban secara teratur.
"Ini adalah cara yang bisa dilakukan untuk berkontribusi menurunkan (emisi dari) UIO (unit in operation)," ucap Agus.
Untuk diketahui, eco driving memiliki manfaat antara lain meningkatkan keselamatan di jalan, mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi CO2 rata-rata 10-15 persen.
Termasuk juga pengurangan biaya (secara individual, armada, ekonomi), lebih sedikit keausan, lebih sedikit biaya perawatan, lebih sedikit gangguan kebisingan, serta meningkatkan semua kenyamanan pada perjalanan yang sama.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/12/05/074200115/belum-mampu-beli-mobil-listrik-tetap-bisa-kurangi-emisi-gas-buang