Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Efek Buruk Oli Mesin Bercampur Air

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada yang perlu diperhatikan bila Anda mengendarai kendaraan di musim hujan. Salah satunya adalah ketika melewati genangan air.

Seperti yang diketahui, setiap kendaraan baik mobil atau sepeda motor, dirancang dengan memperhatikan berbagai aspek. Misalnya saja ground clearance yang sedikit banyak berkaitan dengan batas aman ketika dipakai melewati genangan air. Jika lebih dari itu, maka berpotensi merusak komponen-komponen misalnya saja mesin.

Kerusakan ini dapat terjadi apabila pemilik kendaraan memaksakan menerjang banjir. Pasalnya, tindakan demikian dapat menyebabkan air masuk melalui celah-celah mesin. Yang berarti, air tersebut akan bercampur dengan oli mesin.

Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana, mengatakan oli yang tercampur dengan air akan membuat pelumasan terhadap mesin menjadi kurang maksimal.

"Kondisi oli yang tercampur dengan air membuat daya pelumasannya tidak maksimal. Sementara komponen di dalam mesin seperti piston, kruk as, noken as dan lain lain membutuhkan pelumasan yang sempurna," ucap Brahma.

Dia mengatakan hal tersebut membuat gesekan antar komponen yang notabene berupa logam tak dapat terhindarkan.

"Dengan kata lain, semua komponen tadi akan rusak karena saling bergesekan. Oli yang sudah bercampur air akan kehilangan fungsi pelumasannya, dan jika dibiarkan tentu saja lama kelamaan pasti merusak komponen di dalam mesin," ucap Brahma.

Dia juga mengatakan oli mesin bercampur air nyatanya bisa menimbulkan endapan yang mengakibatkan terpampatnya saluran oli. Jika demikian adanya, mesin akan mengalami kerusakan parah. Brahma menyebut, satu-satunya cara adalah dengan overhaul.

"Kalau sudah seperti ini, harus turun mesin. Setelah itu, endapan oli bisa dibuang dan mengganti komponen yang rusak," ucap Brahma.

Selain itu, air yang memiliki sifat asam juga berbahaya untuk bagian internal mesin. Disebut Brahma, korosi pada komponen mesin bisa terjadi akibat adanya air.

"Sebaiknya, langsung kuras oli mesin setelah menerabas genangan air yang tinggi atau banjir. Untuk meyakinkannya, cek kondisi oli melalui dipstick. Kalau ada buih, besar kemungkinan air sudah masuk ke mesin. Akan semakin jelas saat oli yang dibuang berwarna seperti kopi susu. Tandanya oli sudah terkontaminasi," ucap Brahma.

Untuk melakukan penggantian oli pun sebaiknya dilakukan beberapa kali, untuk memastikan sudah tidak ada air di dalam ruang bakar dan warna oli sudah seperti warna oli yang baru.

“Kalau warna oli sudah seperti coklat susu memang sebaiknya dilakukan minimal dua kali penggantian oli. Supaya memastikan tidak ada lagi air di dalam mesin dan oli yang baru akan memiliki fungsi pelumasan yang maksimal,” tambah Brahma.

Masalah akibat melewati banjir pun bisa merambat ke bagian lain seperti transmisi terutama untuk motor matic. Faktanya, oli transmisi di motor matic ini rentan tercampur air jika nekat menerobos genangan atau banjir, mengingat penggerak rodanya berasal dari area CVT.

"Jika sampai rusak, maka lebih banyak lagi biaya yang harus disiapkan untuk perbaikannya. Untuk efek lain dari oli yang bercampur air, performa mesin terasa berat dan mesin cepat panas," tutup Brahma.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/30/163133515/efek-buruk-oli-mesin-bercampur-air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke