SEMARANG,KOMPAS.com - Transmisi kendaraan merupakan mekanisme kerja yang digunakan untuk menyalurkan tenaga mesin, termasuk mobil, sampai tersalurkan ke kedua roda penggerak.
Ada dua model transmisi pada mobil, yakni matik yang menawarkan kemudahan operasional keseluruhan, dan model konvensional atau transmisi manual.
Khusus untuk manual, bekerja mengandalkan kontrol penuh pengemudi. Jadi, perpindahan gigi dilakukan dengan menyeimbangkan rasio gigi dan perpaduan kombinasi kopling yang seimbang.
Sistem kendali keseluruhan di tangan pengemudi. Selain itu, transmisi manual dianggap lebih unggul dalam hal perawatan.
Hal tersebut karena komponen-komponen yang digunakan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan matik. Bahkan dari urusan perawatan jangka panjang juga diklaim lebih mudah lantaran tak membutuhkan perlakuan khusus.
Lantas apakah benar-benar jika dipakai untuk operasional lebih menguntungkan?
Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto menjelaskan, banyak pemilik kendaraan membandingkan antara transmisi manual dan matik untuk mencari mana yang terbaik jika jadi armada operasional harian dilihat dari efisiensi bahan bakar.
Mengukur efisiensi bahan bakar tak bisa semudah itu, karena mempertimbangkan beberapa hal, baik itu kondisi arus lalu lintas dan kebiasaan berkendara.
"Mobil manual sering dianggap irit karena bisa dikendalikan seluruhnya berdasarkan perintah pengendara. Jadi, komposisi injakan gas untuk mendapatkan torsi mesin yang tepat bisa di ukur sesuai kebutuhan. Komposisi udara dan bahan bakar yang seimbang bisa diatur dengan sendirinya menyesuaikan permintaan," kata Bambang kepada Kompas.com, Kamis (17/11/2022).
Meskipun sama-sama mengandalkan sistem injeksi, mekanisme kerja transmisi manual seluruhnya bisa berubah-ubah secara periodik.
Kunci menjaga tingkat efisiensi bahan bakar, perpaduan rasio komposisi putaran mesin dan tenaga dihasilkan harus benar-benar diperhatikan.
Tatanan perpindahan gigi yang tepat dan bisa mempertahankan torsi mesin yang sesuai, jadi keunggulan mobil manual dibandingkan mobil matik yang hampir seluruh pengendalian ditentukan oleh sistem operasi electronic control unit (ECU).
"Asal bisa konsisten menjaga putaran mesin (rpm) di bawah 3.000, bisa menjaga keseimbangan komponen pengapian dan pasokan bahan bakar, jadinya bisa irit," ujar Bambang.
"Perhitungan pengendara manual biasanya menggunakan patokan pergantian gigi transmisi yang disesuaikan torsi minimal yang bisa di capai," katanya.
Selisih kebutuhan bahan bakar antara mobil manual dan matik bisa cukup lumayan, biasanya berkisar 2-3 kilometer per liter (kpl).
Faktornya bisa beragam, namun kebanyakan perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh perhitungan jarak aman pengereman sampai dengan kebiasaan berkendara yang salah.
"Banyak pengemudi belum mengerti membedakan mana torsi mesin dan tenaga. Belum tentu, mendapatkan tenaga mesin yang besar torsinya tercapai. Perhitungan tersebut jadi kebiasaan buruk pengendara, untuk mobil mesin bensin torsi bisa didapatkan pada rpm 2.500-3.000 rpm. Sedangkan mobil diesel di bawahnya, atau pada rpm 1.500-2.000 rpm," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/18/072200715/apakah-benar-mobil-manual-lebih-irit-dari-matik-