SEMARANG,KOMPAS.com - Mobil yang jarang digunakan ternyata memiliki banyak efek negatif. Salah satunya, soal performa tenaga yang mengalami penyusutan.
Tak hanya itu saja, imbas dari tenaga yang turun dan tarikan menjadi berat, berdampak pada sisi konsumsi bahan bakar yang meningkat.
Pakar Konversi Energi Otomotif Universitas Negeri Semarang (Unnes) Widya Aryadi menjelaskan, kendaraan yang berhenti lama bahan bakar yang tersimpan di tangki mengalami kondensasi.
Selain menciptakan kerak karbon di ruang bakar, kandungan udara yang ikut terhisap memengaruhi tingkat penggunaan bahan bakar.
"Bensin yang tinggi kandungan udara memengaruhi rasio kompresi pembakaran. Udara mengisi ruang hampa tangki, seperti prinsip angin palsu. Jadi, saat akselerasi awal membutuhkan pasokan BBM berlebih untuk membuang angin," kata Widya kepada Kompas.com, Sabtu (5/11/2022).
Tak hanya itu, jika bahan bakar yang terkompresi terlanjur basi, kualitas yang berkurang memperlambat timing pengapian mesin.
Performa mesin jadi buruk dan sebagai langkah penyesuaian dibutuhkan injakan pedal gas berlebih untuk menyeimbangkan kompresi yang bermasalah tersebut.
"Biasanya sekali proses kerja, karena bahan bakar kualitas buruk jadi dua kali. Tetap aman, pembakaran mesin bisa beradaptasi sendirinya hanya konsekuensinya membutuhkan bensin lebih banyak," tambahnya.
Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan hal yang sama. Dia menyebut, jika mobil pada posisi parkir secara otomatis sirkulasi bahan bakar dari injektor turun kembali.
Jika di area jalur yang dilintasi sudah vakum sepenuhnya, karena itu kompresi bahan bakar ke mesin membutuhkan pasokan lebih banyak.
"Agar cepat mengisi kembali sampai ruang bakar, mesin membutuhkan bahan bakar berkualitas baik dan lancar. Komposisi udara lebih minim jika sistem kompresi sebelumnya kosong," kata Bambang.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/05/112200215/mobil-jarang-digunakan-bikin-konsumsi-bbm-tambah-boros-