JAKARTA, KOMPAS.com - Perebutan gelar juara dunia MotoGP 2022 tinggal menyisakan Francesco Bagnaia melawan Fabio Quartararo. Meski tinggal tersisa satu seri, Ducati mengaku lebih santai menghadapinya.
Kondisinya malah berbeda dibandingkan saat MotoGP Malaysia 2022 di Sirkuit Sepang, di mana Ducati juga punya peluang untuk mengunci gelar juara dunia lebih awal.
Sebab, sekarang selisih poinnya sudah bertambah. Sebelum MotoGP Malaysia, selisihnya hanya 14 poin. Jelang seri pamungkas, selisihnya menjadi 23 poin.
Paolo Ciabatti, Direktur Olahraga Ducati, mengatakan, jika Quartararo tidak bisa menyelesaikan balapan sebagai pemenang, gelar juara dunia akan ditentukan oleh performa dari Ducati.
"Jika Quartararo finis kedua, Pecco akan menjadi juara dunia, sekalipun dia tidak mendapatkan poin," kata Ciabatti, dikutip dari Speedweek.com, Selasa (25/10/2022).
Ciabatti menambahkan, tahun lalu di Valencia, terdapat tiga pebalap Ducati di depan dan ketiganya berhasil naik podium, yakni Bagnaia, Jorge Martin, dan Jack Miller.
"Kami tahu ini adalah trek yang cocok dengan motor dan pebalap kami, dan belum tentu Quartararo dan Yamaha yang finis kelima di 2021," kata Ciabatti.
Dengan hasil tersebut, menurut Ciabatti, Ducati tidak membutuhkan team order. Sudah cukup baginya jika Ducati menang.
"Fabio sekarang berada dalam situasi di mana dia harus menang di Valencia dan berharap Pecco tidak mendapatkan poin. Secara matematika, itu mungkin," ujarnya.
Ciabatti mengatakan, kemungkinan itu bisa terjadi, seperti pada waktu musim 2017. Saat itu, Andrea Dovizioso berada dalam situasi yang serupa dengan Quartararo sekarang. Tapi, Dovizioso pada akhirnya kalah dari Marc Marquez.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/25/184100015/ducati-lebih-santai-hadapi-seri-pamungkas-di-motogp-valencia