Penurunan produksi kendaraan ini disebabkan oleh wabah Covid-19, cuaca buruk di Jepang serta kendala pasokan cip semikonduktor yang secara terus-menerus mengganggu produksi.
Hal ini tentu berpotensi mempengaruhi pengiriman ke berbagai negara, tak terkecuali untuk pasar Indonesia. Mengingat beberapa mobil Toyota di Indonesia merupakan mobil complete build up (CBU) alias didatangkan secara Completely Build Up (CBU) dari Jepang.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmy Suwandi mengatakan, secara keseluruhan imbas dari pemotongan target produksi akibat cip semikonduktor di global tak terlalu berpengaruh untuk produk CBU di Indonesia.
“Secara total penjualan (CBU) tetap bertahan, karena fokus penjualan secara volume ada di model CKD (sekitar 90 persen),” ucap Anton saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/10/2022).
Anton melanjutkan, untuk produk CKD suplai dari pabrik relatif cukup baik dan lancar. Sementara, untuk CBU masih ada waktu tunggu yang relatif lebih lama.
“Khususnya CBU dari Jepang, indennya bervariasi. Rata-rata suplai baru tahun depan. Adapun tiap model bervariasi (masa tunggunya), dan time by time pasti ada update atau perubahan,” ucap Anton.
Seperti diketahui, ada beberapa produk Toyota yang merupakan CBU Jepang, diantaranya Land Cruiser, Alphard, Voxy, Vellfire, GR Yaris, Supra, dan 86.
Dilansir dari data wholesales Gaikindo, Selasa (17/10/2022), berikut penjualan produk CBU Toyota dari Januari hingga September 2022.
Toyota Alphard : 3.330 unit
Toyota Voxy : 1.745 unit
Toyota Vellfire : 224 unit
Toyota Land Cruiser : 380 unit
Toyota Supra : 2 unit
Toyota GR Yaris : 38 unit
https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/17/134100215/produksi-toyota-menurun-akibat-krisis-cip-semikonduktor-bagaimana-di