SEMARANG, KOMPAS.com - Tak sedikit pengendara mobil yang terpaksa atau bahkan nekat melewati genangan air ketika musim hujan.
Kondisi tersebtu mengundang risiko kerusakan komponen, baik dari sisi mesin, kaki-kaki, dan sistem transmisi.
Bagi pengemudi mobil manual, sering kali justru menggantung kopling dengan alasan menjaga putaran mesin. Tujuannya supaya mesin tak mati ketika menerjang genangan.
Menanggapi hal itu, Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, menahan kopling justru membuat mobil makin berisiko.
Selain membuat kopling cepat aus dan menimbulkan bau hangus, kondisi tersebut juga bisa membuat air terhisap ke dalam mesin.
"Kampas kopling bisa selip dan hangus sama seperti posisi setengah kopling di tanjakan. Putaran mesin tinggi juga berbahaya, air intake menghisap udara lebih banyak," kata Bambang kepada Kompas.com, Selasa (11/10/2022).
Artinya, menahan setengah kopling menjadi hal yang salah kaprah dan merugikan, risiko bisa berlipat ganda, terutama jika mogok di tengah banjir.
Kampas kopling berpotensi habis dan membuat mobil tak bertenaga. Kerusakan bisa fatal dan sangat serius.
"Kopling dan clutch disc bergesekan terus, air yang tinggi juga bisa masuk lewat lubang sirkulasi transmisi," kata dia.
Ancaman water hammer juga mengintai, putaran mesin tinggi hisapan udara masuk ruang bakar bertambah banyak.
"Melewati genangan banjir, putaran mesin harusnya stabil. Pada putaran mesin tinggi ada risiko air terhisap intake semakin besar," ucap Bambang.
Hal yang sama di katakan Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana yang menjelaskan, salah kaprah melewati genangan banjir dengan teknik setengah kopling.
Supaya aman, Andika menyarankan, lebih baik menjaga putaran mesin menggunakan gigi rendah dan kecepatan konstan.
"Mobil manual pakai gigi 1 jalan pelan sambil fokus memastikan ketinggian air masih aman," ucap Andika.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/11/163100415/sering-lewati-genangan-air-kampas-kopling-mobil-manual-cepat-habis-