JAKARTA, KOMPAS.com - Citroen resmi kembali ke Indonesia dan akan langsung merilis mobil listrik, yakni e-C4. Meskipun, masih banyak yang menganggap infrastruktur di Indonesia belum memadai buat mobil bertenaga baterai.
Jumlah stasiun pengecasan masih terbatas jika dibandingkan dengan SPBU. Sehingga, masih banyak juga yang berpikir dua kali untuk membeli mobil listrik.
Namun, menurut Citroen, infrastruktur bukanlah menjadi masalah dalam percepatan elektrifikasi di Indonesia. Tapi, yang harusnya diubah adalah pola pikir.
CEO Citroen Vincent Cobee, mengatakan, setiap negara di dunia kesulitan dengan perkembangan kendaraan listrik, bukan hanya satu atau dua negara.
"Kenyataannya adalah lebih dari 80 persen Anda mengecasnya di rumah. Jadi, listrik di rumah bukanlah masalah," ujar Cobee, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
"Jarak bepergian pada umumnnya 25 km hingga 30 km. Ketika Anda menggunakan e-C4, Anda bisa bepergian lebih dari 350 km," kata Cobee.
Cobee menambahkan, masalah terhadap infrastruktur memang ada. Tapi, bukanlah masalah yang terbesar. Masalah utamanya adalah meyakinkan diri sendiri bahwa masyarakat bisa mengubah pola hidup.
"Anda tidak perlu ke pom bensin, karena Anda bisa mengecasnya di rumah. Jadi, ini adalah masalah transisi mental, pola pikir," ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/11/072200015/infrastruktur-mobil-listrik-bukan-masalah-utama-di-indonesia