JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini, konektivitas Wifi di dalam kabin bus dengan trayek jarak panjang atau Antar Kota dan Antar Provinsi (AKAP) sudah menjadi salah satu fasilitas umum.
Pasalnya, fitur tersebut sangat bermanfaat, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan untuk selalu terhubung dengan internet. Namun di bus AKAP tertentu, Wifi malah ditiadakan.
Direktur Utama PO San, Kurnia Lesani Adnan menyatakan, biasanya hal terkait ditemukan pada bus AKAP dengan rute perbukitan, pegunungan, dan lain-lain yang memang sulit untuk mendapatkan signal.
"Pemasangannya tidak rumit, tetapi ketika melewati jalur perbukitan seperti di beberapa ruas jalan Sumatera, sulit sekali mendapatkan signal. Ini yang pada akhirnya membebani biaya operasi," kata dia, Selasa (4/10/2022).
Sebab, lanjut Sani, saat Wifi terputus karena tidak ada signal (buffering) dan mencoba untuk menyambungkan kembali, kuota yang dimiliki tetap berkurang. Pada akhirnya, biaya pada fasilitas tersebut kerap melambung naik.
Sementara bagi Perusahaan Otobus (PO), tidak mungkin tiba-tiba menaikkan tarif imbas pertambahan beban dimaksud.
"Kami sudah melakukan berbagai cara, tetapi belum dapat yang efisien dalam memaksimalkan layanan tersebut khususnya saat melintasi jalanan yang sulit signal," ucap Sani.
Dalam kesempatan terpisah, Staf Pemasaran karoseri Adi Putro, Rifandy menjelaskan bahwa pemasangan Wifi di bus sama dengan yang biasa dilihat di rumah-rumah, tinggal pasang router-nya di tempat yang ideal.
Biasanya, posisi Wifi ini ada di bagian belakang kabin bus yang tidak terlihat penumpang. Karoseri hanya memasang Wifi routernya saja, kalau paket internetnya bagaimana keinginan dari PO itu sendiri.
“Biasanya bus yang tingkat pakai dua router, sedangkan yang biasa, satu juga cukup. Biaya pasangnya mulai dari Rp 1 juta,” kata Rifandy kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/04/192100115/kenapa-tidak-semua-bus-akap-punya-fasilitas-wifi-