Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rawan Celaka, Hati-hati Berkendara di Jalan Tol Saat Hujan

JAKARTA, KOMPAS.com - Berkendara di jalan memiliki risiko tersendiri. Terutama di jalan tol, mobil umumnya melaju dalam kecepatan cukup tinggi.

Jalan tol juga dibagi menjadi beberapa lajur, biasanya dua atau tiga lajur. Lajur paling kiri untuk kendaraan dengan kecepatan lambat, lajur berikutnya untuk berjalan sesuai dengan batas kecepatan, sedangkan lajur kanan digunakan untuk mendahului.

Perlu diingat, pengemudi sebaiknya tidak terus menerus berada di lajur kanan yang dipakai hanya untuk mendahului. Berkendara dalam kecepatan tinggi di lajur tersebut dapat membuat pengemudi susah mengantisipasi bahaya yang mungkin terjadi di depannya.

Misalnya, saat akan ada kendaraan yang berpindah lajur, atau berhenti secara tiba-tiba. Kecepatan yang tinggi membuat pengemudi tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengurangi kecepatan ataupun menghindar.

Terlebih jika berkendara di jalan tol saat keadaan jalan basah atau saat musim hujan. Dalam hal ini, pengemudi harus lebih hati-hati lagi. Mengingat ada banyak bahaya yang mengintai; mulai dari jalan yang lebih licin hingga tingkat visibilitas yang menurun, terutama jika hujan deras.

Seperti kecelakaan yang pernah terjadi di awal tahun ini. Sebuah rekaman dashcam dari akun @dashcamindonesia yang diunggah hari ini, Selasa (4/10/2022) menunjukkan pengemudi mobil yang tengah melaju di jalan tol saat hujan turun. Tanpa disangka, ada truk yang oleng di depannya.

Pakar safety sekaligus Training Director dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Sumarna menjelaskan, berkendara di jalan tol sendiri sudah memiliki bahaya yang tinggi.

"Berkendara di jalan tol saja bahayanya tinggi, ditambah hujan. Maka semakin besar bahayanya," ucap Sony saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/10/2022).

Ia menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengemudi mobil yang berkendara di jalan tol saat hujan. Tujuannya adalah untuk sebisa mungkin mengurangi potensi terjadinya kecelakaan.

Pertama, pengemudi perlu menjaga kecepatan untuk menghindari potensi terjadinya aquaplaning. Untuk diketahui, aquaplaning merupakan kondisi slip, di mana roda melayang ketika melalui genangan air dalam kecepatan yang tinggi.

Selanjutnya kedua, pengemudi perlu menjaga jarak aman dengan kendaraan yang lain, sehingga ada ruang untuk mengantisipasi dan memiliki visibilitas yang luas. Selanjutnya, pengemudi sebaiknya menggunakan lajur yang paling aman, yaitu lajur kiri.

"Selalu berjalan di kiri. Lajur yang paling aman, karena kecepatan maksimalnya hanya 60 kpj," ucap Sony.

Sony melanjutkan, pengemudi bisa menyalakan lampu senja untuk membantu visibilitas pengemudi ke depan, serta membantu pengemudi di depannya tersebut sebagai patokan.

Pengemudi juga sebaiknya menghindari kebiasaan menyalip atau mendahului kendaraan lain di saat kondisi hujan. Ini dapat memperbesar potensi terjadinya kecelakaan.

"Di saat menyusul (dengan) kecepatan kendaraan di atas rata-rata, mudah slip akibat slipstream, crosswind, blindspot, dan lain-lain," ujar Sony.

Kemudian, jaga juga kondisi emosi yang stabil agar dapat berkendara dengan aman dan tidak mudah terpancing marah, yang dapat berakibat membahayakan diri dan pengguna jalan lain.

Terakhir, dari sisi kondisi kendaraan, pengemudi juga harus memperhatikan dan menjaga kondisi ban. Menjadi komponen utama yang bersentuhan langsung dengan aspal, kondisi ban harus prima agar memiliki grip yang baik khususnya saat melalui jalan yang basah.

"Jaga kondisi ban, baik pattern-nya maupun cek anginnya. Supaya grip-nya lebih baik ke permukaan jalan," ucap Sony.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/04/181200115/rawan-celaka-hati-hati-berkendara-di-jalan-tol-saat-hujan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke