JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam upaya menekan biaya perawatan atau penggantian komponen, terdapat berbagai cara yang biasa dilakukan pemilik kendaraan. Namun dari banyaknya alternatif tersebut, masih banyak yang salah kaprah.
Contohnya seperti menggunakan air hujan sebagai alternatif pengganti cairan aki. Cara ini sangat salah diterapkan lantaran justru dapat menimbulkan suatu risiko yang berbahaya, membuat kerusakan pada aki.
"Air yang bagus untuk dijadikan pengganti di cairan aki ialah hasil penyulingan. Tetapi, perhatikan prosesnya seperti air hujan," kata Heru Darmawan, Quality Assurance Department Head PT Trimitra Baterai Prakasa, Kamis (29/9/2022).
"Memang benar itu ialah air penyulingan tapi dari awan ke penampungnya itu bagaimana. Kalau turun atau dari kawasan pabrik, sama saja karena bisa jadi tercampur kandungan logam. Malah berbahaya," lanjut dia.
Sama hal-nya dengan air asin maupun air AC. Apabila terdapat metal dalam proses penyulingan, lalu selangnya pakai pipa dari besi, hasilnya malah sama saja yaitu berbahaya bagi aki jika dijadikan cairan pengganti.
Artinya, meski menggunakan air penyulingan tidak praktis pemilik kendaraan dapat menggunakannya sebagai cairan aki.
"Apalagi air mineral, itu jelas tidak bagus untuk aki karena ditambahkan suatu bahan mineral pada kandungannya," ucap Heru.
Hal senada juga dikatakan Didi Ahadi, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor. Menurutnya, air aki adalah cairan H2SO4 yang berbeda dari komposisi air hujan.
Bila aki diganggu dengan cairan selain H2SO4, maka akan menimbulkan reaksi yang tidak terkontrol
“Komposisi berat dan jenis air aki berbeda dengan air hujan. Kalau diisi air hujan, maka cairan kimianya akan berubah. Cara ini sangat tidak direkomendasikan, pelatnya akan cepat rusak,” katanya pada Kompas.com beberapa waktu lalu.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/30/150100215/jangan-pakai-air-hujan-buat-jadi-pengganti-cairan-aki