SEMARANG, KOMPAS.com - Ban bocor jadi musuh pengendara mobil atau sepeda motor. Karena itu, pengecekan dan perawatan perlu dilakukan untuk memastikan kondisinya.
Namun ada anggapan berkembang yang menyatakan bahwa, ban tubeless yang sering mengalamai kebocoran atau lebih dari satu kali, tak bisa lagi ditambal. Apakah benar demikian?
Menjawab hal ini, Aan Nugroho Product Development Manager Otobox Supermarket Ban Indonesia menjelaskan, bila tambalan ban jarak berdekatan memang bisa mempengaruhi performa karet ban.
"Kuncinya tergantung model tambal bannya, kalau model cacing ditusuk khawatirnya lapisan terdalam kena," ucap Aan kepada Kompas.com, Jumat (23/9/2022).
Menurut Aan, struktur karet ban yang berubah dapat mempengaruhi elastisitasnya dan membuat durabilitas jadi menurun.
Dampak ke depannya, ban tubeless bisa gampang bocor dan kempis. Titik tambalan ringkih dan labil berpotensi bocor di tempat yang sama.
"Sering kan ada kasus ban bocor di titik yang sama berulang kali? Nah, itu tandanya ban sudah getas, logikanya titik tambalan pada bagian dalam struktur lapisan ban terkelupas," ujarnya.
Sementara itu, Zulpata Zainal, On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal, mengatakan adanya dua tambalan atau lebih pada ban tubeless bisa membuat durabilitasnya menurun.
"Jarak lubang satu dengan yang lain minimal harus berjarak 40 cm, bila kurang dari itu maka dikhawatirkan lubang akan menjalar dan merambat ke lubang yang lain," ucap Zulpata.
Karena itu, ban bisa bermasalah seperti menjadi sobek atau bahkan bisa meledak. Tekanan dari bobot mobil, akan membuat lubang yang ditambal ikut mendapatkan tekanan udara yang lebih besar.
Zulpata menyarankan, ada baiknya urungkan niat menambal ban, mending langsung melakukan pergantian ban baru.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/23/113100715/masih-amankah-menggunakan-ban-tubeless-yang-sering-ditambal-