Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Kebiasaan Buruk Bikin Kampas Kopling Habis Duluan

SEMARANG, KOMPAS.com - Kebiasaan mengemudi yang salah berdampak buruk terhadap usia pakai komponen. Salah satunya seperti kampas kopling pada mobil transmisi manual. 

Dengan kondisi kampas kopling yang aus, membuat tenaga mobil otomatis loyo, terlebih jika melewati medan tanjakan. Bahkan, mobil bisa gagal menanjak. 

Tak hanya itu, kerusakan komponen kopling bisa merembet dan menyebabkan bagian utama kopling lainnya, seperti cover clutch dan matahari kopling ikut terpengaruh. 

Lantas gaya mengemudi seperti apa yang menyebabkan kampas kopling berusia pendek?  

Namun demikian, perpindahan gigi yang salah bisa berdampak buruk terhadap usia pakai komponen kopling. Misal melakukan dengan kasar yang membuat kondisi kampas gosong, sebab gigi transmisi dan kopling belum terhubung dengan baik. 

Menurut Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto, karena tenaga mesin masuk transmisi belum semuanya namun dipaksa mentransfer ke gardan, yang dirasakan perpindahan gigi akan terasa menyentak.

"Hentakan pas lepas kopling itu berpengaruh usia kampas kopling. Seperti ada yang tertahan. Teknisnya, kampas kopling dan gear shaft sama-sama beradu sebelum waktunya," ucap Bambang kepada Kompas.com, Kamis (15/9/2022). 

Pengemudi sering menggunakan teknik ini dalam menahan laju mobil saat berhenti di lampu merah atau tanjakan. Alasannya, simpel stop and go jadi lebih gampang. 

Cara ini dianggap tidak benar dan membuat gesekan berlebihan pada pelat kopling. Konsekuensinya kampas habis lebih cepat sebelum jadwal pergantian 80.000 kilometer (km). 

Para pengemudi biasanya sering meletakkan kaki kiri tanpa sadar diatas pedal kopling, mungkin hal ini dilakukan agar refleks lebih cepat. 

Meski terinjak sedikit,  pegas kopling sudah bergesekan. Padahal, peran dari pegas kopling membuat pelat penekan dapat memberi dorongan pada kampas kopling.

Tekanan itu, imbasnya grip kampas kopling pun menjadi kurang kuat dan memicu terjadi slip, yang kemudian membuat permukaan kampas kopling jadi cepat terkikis bahkan cepat habis. 

"Kampas kopling slip terjadi karena grip permukaan kampas habis. Tenaga tidak bisa tersalurkan seluruhnya, alias tertahan," kata Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana. 

Padahal dengan begitu, pelat kopling bergesekan setengah, alias hampir mirip dengan teknik setengah kopling. Grip kopling jadi termakan, dan mempercepat keausan. 

"Misalnya, jalan pelan tapi posisi gigi pakai 2, atau 3. Nah, tenaga mesin jadi tertahan di girboks, kopling membagi penyaluran tenaga ke gardan dan mengorbankan gesekan pelat dengan matahari. Dalam waktu lama, salah satunya cepat habis," kata Andika. 

https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/15/143100515/4-kebiasaan-buruk-bikin-kampas-kopling-habis-duluan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke