JAKARTA, KOMPAS.com - Harga masih menjadi salah satu kendala besar dalam transisi menuju era elektrifikasi kendaraan bermotor di dalam negeri, khususnya untuk moda kendaraan roda empat.
Hal ini diungkapkan oleh Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif yang berprofesi sebagai dosen Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurutnya, harga mobil listrik yang dipasarkan saat ini masih terlalu mahal.
“Harga baterainya saja mencapai 30-40 persen harga jual kendaraan,” ucap Martinus saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/9/2022).
Sebelumnya, ia juga sempat menjelaskan jika harga baterai kendaraan roda empat bertenaga listrik sekarang masih sekitar 135 dolar per kWh.
“Jadi kalau mobil yang 20 kWh baterainya sudah puluhan juta. Kalau motor lebih murah. Harga motor listrik dan motor menggunakan BBM tidak terlalu jauh atau tidak terlalu mahal,” ucapnya.
Maka dari itu, harga mobil listrik masih jadi halangan. Hal ini lantaran pemerintah juga tidak memberikan subsidi untuk pembelian mobil listrik seperti yang dilakukan oleh negara-negara maju.
“Di negara maju pemerintah ikut membantu untuk membayar uang muka. Jadi mulai dari Rp 60 juta sampai ada yang Rp 120 juta tergantung kelas kendaraannya,” kata Martinus.
Sementara itu, di Indonesia saat ini keuntungan membeli mobil listrik, yaitu diberikan PPNBM 0 persen dan bebas ganjil genap hanya untuk wilayah Jakarta saja.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/14/081200115/harga-baterai-mahal-jadi-kendala-mobil-listrik-berkembang-di-indonesia