Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Buat Kendaraan Pribadi Harga BBM Wajar Mahal

JAKARTA, KOMPAS.com – Isu kenaikan harga BBM sebenarnya sudah pernah digaungkan sejak beberapa tahun yang lalu. Hal ini terjadi karena cadangan minyak dunia yang terus menipis. Berkaca dari sebab itu, mahalnya harga BBM sebetulnya menjadi fenomena yang wajar.

“Sejak 20 tahun silam saya sudah sering mengatakan kepada publik kalau harga BBM harusnya mahal karena cadangan minyak kita itu terbatas,” ujar Ki Darmaningtyas, Ketua Institut Studi Transportasi (Instran), dalam keterangan tertulis (5/9/2022).

Darmaningtyas juga mengatakan, kalau harga BBM murah, ada kecenderungan orang akan memboroskan bensin.

Kondisi ini bisa berdampak pada semakin langkanya cadangan minyak dunia bagi generasi anak cucu kita di masa mendatang.

“Yang benar BBM untuk kendaraan pribadi memang harus mahal, tapi BBM untuk angkutan umum, baik angkutan penumpang maupun angkutan barang harus dibuat murah, sehingga kenaikan harga BBM itu tidak berkorelasi terhadap kenaikan harga barang-barang,” ucap Darmaningtyas.

Menurutnya, kenaikan harga BBM yang selalu berdampak pada kenaikan harga barang-barang, disebabkan karena tidak pernah ada kebijakan yang jelas dari Pemerintah, yang memberikan subsidi khusus untuk angkutan penumpang dan barang.

“Sebetulnya kalau mau jujur, kenaikan harga BBM itu yang ribut hanya di Jawa saja. Masyarakat di luar Jawa, terlebih di Kalimantan, Maluku, Papua, dan saudara-saudara yang ada di daerah kepulauan membayar harga BBM di atas Rp 10.000, itu sudah biasa,” kata Darmaningtyas.

“Bahkan sebelum ada kebijakan BBM satu harga, saudara-saudara di Papua bisa bayar bensin satu liter bisa mencapai Rp 80.000. Tapi di Jawa terlalu lama masyarakat dimanjakan dengan harga BBM yang murah,” kata dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/06/070200515/buat-kendaraan-pribadi-harga-bbm-wajar-mahal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke