JAKARTA, KOMPAS.com - Membeli bus di Indonesia melewati dua tahap. Pertama adalah membeli sasis bus dan selanjutnya memilih karoseri untuk dibuatkan bodi bus di atas sasis tersebut.
Soal memilih karoseri dan bodi bus apa yang mau digunakan, operator tidak asal tunjuk. Tetapi, berbagai faktor turut disertakan sehingga tercipta bus yang sesuai dengan kebutuhan Perusahaan Otobus (PO).
Kurnia Lesani Adnan, Direktur Utama PO SAN menjadi salah satu operator yang paling 'cerewet' soal bodi bus. Banyak permintaan yang dilayangkan ke karoseri untuk menciptakan bus paling pas dengan kebutuhan.
"Pastinya kita harus mempertimbangkan beberapa hal yang pasti menyangkut operasional.
Pertama yang sangat harus diperhatikan adalah konstruksi bodi, di mana saat bus beroperasi dengan kondisi jalan yang berbeda-beda ini sangat penting," ucapnya kepada Kompas.com, Jumat (2/9/2022).
Menurut pria yang akrab disapa Sani, konstruksi bukan cuma soal kekuatan, tapi juga kontribusi dalam hal kestabilan. Konstruksi yang tepat, membuat komponen lain yang melekat di bodi jadi awet, tahan getaran dari jalanan.
"Konstruksi yang baik harus dapat meredam vibrasi yang timbul akibat dari kondisi jalan yang dilalui. Momen lain yang timbul saat bus beroperasi adalah twisting, ini terjadi pada saat bus bermanuver baik di jalan berliku atau saat bus berpindah lajur di jalan lurus," kata Sani.
Selanjutnya, konstruksi yang baik juga bisa membantu sistem suspensi demi menjaga kenyamanan penumpang. Jadi body roll dari bus yang cukup besar bisa diminimalisir dan lebih stabil.
"Berikutnya estetika, ini pastinya harus menarik karena tampilan bus sangat penting secara eye catching. Kita harus meyakinkan calon pengguna dengan design out look ini," kata Sani.
Terakhir yang dipikirkan adalah harga, mengingat PO bus juga harus mendapatkan keuntungan. Tetapi, menurut Sani harga bukan pertimbangan pertama, yang penting adalah kualitas, di mana hal tersebut tentu ada biayanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/02/172100315/cara-pengusaha-bus-memilih-karoseri-untuk-armadanya