JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa bahan bakar minyak (BBM) lebih banyak dinikmati oleh golongan masyarakat yang mampu, baik untuk jenis Solar maupun Pertalite.
Sehingga, perlu adanya suatu kebijakan untuk meluruskan hal terkait. Pasalnya akibat subsidi yang salah sasaran ini kuota BBM Pertalite dan Solar diprediksi bakal habis pada Oktober 2022.
"Dari data yang ada, ternyata BBM bersubsidi lebih banyak dinikmati golongan masyarakat yang lebih mampu. Anggaran subsidi jadi salah sasaran dan tidak adil. Bukan mengurangi kemiskinan, tapi justru menciptakan kesenjangan," kata Sri Mulyani dalam keterangannya, Senin (29/8/2022).
Hal serupa dikatakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, yang mengatakan bahwa saat ini masih banyak mobil mewah yang menggunakan BBM Pertalite.
Sehingga, pihaknya bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) akan membatasi pembelian Pertalite dan Solar untuk kendaraan pribadi agar penyaluran subsidi tepat sasaran.
"Seperti mobil mewah, itu kan orangnya mampu. Jadi tidak layak mendapatkan subsidi. Nanti jenisnya kita tentukan," kata dia beberapa waktu lalu.
Sebanyak 89 persen solar dinikmati dunia usaha sementara 11 persen lainnya dinikmati oleh rumah tangga. Dari total segmen rumah tangga, 95 persennya dipakai oleh rumah tangga mampu dan hanya 5 persen dinikmati warga miskin.
Sebaliknya, untuk Pertalite, 14 persen dinikmati dunia usaha dan sebagian besar dinikmati oleh rumah tangga yaitu 86 persen.
Dari segmen rumah tangga, sebanyak 80 persen dinikmati rumah tangga mampu dan hanya 20 persen yang dinikmati rumah tangga miskin.
Dengan penyaluran yang tidak tepat ini, konsumsi Pertalite diperkirakan capai 29,07 juta kiloliter, sedangkan kuota penyalurannya hanya 23,05 juta KL pada 2022. Sehingga, bila dibiarkan, kuota akan habis pada Oktober 2022.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/29/122200215/95-persen-dan-80-persen-orang-kaya-menikmati-solar-dan-pertalite