SEMARANG, KOMPAS.com - Meski tak menjadi salah satu daftar dalam perawatan reguler, namun menguras tangki bahan bakar menjadi hal yang perlu dilakukan saat ada masalah pada saluran BBM mobil.
Kotoran tangki bisa menumpuk karena tingginya kadar air dan sulfur bahan bakar. Pemilik yang biasanya membiarkan tangki kosong, selain korosi dikhawatirkan pompa bahan bakar juga bisa bermasalah.
Karena itu, perlu untuk dilakukan kuras tangki agar tak ada kotoran yang menyumbat pasokan bahan bakar.
Lantas, bagaimana idealnya?
Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, jangka waktu kuras tangki, patokannya mempertimbangkan kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan.
Bahan bakar oktan rendah mempunyai kandungan sulfur yang tinggi. Sehingga tidak baik karena menyebabkan filter cepat kotor.
"Sulfur yang mengendap bisa berubah jadi kotoran dan lumpur," ucap Bambang kepada Kompas.com, belum lama ini.
Kotoran dalam tangki dapat menggangu pasokan sirkulasi bahan bakar sebelum menuju injektor.
"Kuras tangki untuk membersihkan endapan lumpur agar tidak ikut terhisap. Kalau sudah tersumbat, pasokan bensin juga tersendat dan ruang bakar bermasalah," katanya.
Supaya aman, Bambang menyarankan, kuras tangki idealnya tiap 50.000 kilometer (km). Namun balik lagi tergantung kondisi dan bagaimana konsumsi bahan bakar yang digunakan.
Foreman Nissan Setyabudi Semarang Wisnu Wardhana mengatakan, supaya manfaat kuras tangki terasa, baiknya jalur bahan bakar juga dibersihkan.
Urutannya, saringan pompa bahan bakar, filter bensin, dan keempat injektor. Dengan demikian, hasilnya akan lebih sempurna.
"Sudah bongkar semua, jalur bahan bakar bersih aliran ke ruang bakar jadi lancar. Akselerasi dan tarikan mesin kembali ke performa terbaik," kata Wisnu.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/29/112200115/seberapa-penting-kuras-tangki-bbm-mobil-