JAKARTA,KOMPAS.com - Saat ini kebanyakan konsumen otomotif di Tanah Air lebih memilih menggunakan mobil transmisi matik.
Kondisi tersebut tak lepas dari anggapan nilai kenyamanan serta kepraktisan dalam penggunaannya, terutama di area perkotaan yang rawan macet.
Meskipun demikian, ternyata banyak pengguna mobil matik yang belum tau ada beberapa kebiasaan buruk yang dapat memicu kerusakan.
Menurut Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana, kesalahan umum yang bisa berdampak buruk bagi komponen transmisi ada beberapa hal, yakni ;
Banyak pemilik mobil matik yang berhenti di jalan macet tetap membiarkan posisi gigi transmisi di D. Jelas, hal tersebut sangat keliru karena membebani komponen magnetic clutch.
"Dalam sistem transmisi terdapat komponen magnetic clutch dan torque converter yang jika terlalu sering mendapatkan tekanan bisa aus lebih cepat," ucapnya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Untuk itu, Andika menyarankan, agar pemilik mobil membiasakan memindahkan posisi gigi transmisi ke netral (N) saat terjebak macet.
Kualitas oli transmisi matik harus rutin di perhatikan. Terlebih, jika kendaraan sering melewati jalan macet. Kadar kualitas oli yang menurun bisa berdampak buruk bagi sistem transmisi itu sendiri.
"Maka, pabrikan merekomendasikan pergantian oli wajib setiap 20.000 kilometer," katanya.
Dari pabrikan tak menganjurkan mobil matik di dorong walau dalam keadaan darurat karena bisa berdampak fatal.
"Untuk mengatasi mobil matik mogok, sebaiknya di derek gendong (towing).
https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/15/143100815/hindari-3-hal-ini-agar-transmisi-mobil-matik-awet