JAKARTA, KOMPAS.com – Konversi motor listrik dianggap jadi salah satu cara murah untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik. Pasalnya harga motor listrik yang masih tinggi jadi hambatan masyarakat membeli produk ini.
Luh Nyoman Puspa Dewi, Direktur Konservasi Energi EBTKE Kementerian ESDM, mengatakan, konversi motor listrik bisa menekan penggunaan BBM.
Dengan begitu, subsidi dari APBN yang digunakan untuk BBM, bisa dialihkan untuk mendukung penyebaran kendaraan listrik. Salah satunya dengan memberikan insentif untuk konversi motor listrik.
“Kami punya cita-cita, 10.000 unit pada 2023, di-scale up sampai dengan tahun 2025 menjadi 1 juta unit,” ujar Dewi, dalam webinar yang disiarkan Youtube InfoKPBB, Rabu (3/8/2022).
“Upaya-upaya ini kami lakukan, subsidi saat ini begitu tinggi untuk Pertalite. Ini harus lebih masif lagi untuk diterapkan. Karena kami melihat bahwa subsidi itu sangat tinggi,” kata dia.
Berdasarkan catatannya, jumlah sepeda motor pada 2020 mencapai 115 juta unit. Dewi berujar bahwa Kementerian ESDM punya fungsi sebagai katalisator dengan melakukan konversi.
Dari jumlah tersebut, pilot project Kementerian ESDM mengkonversi 1.000 unit motor listrik pada 2022. Kemudian angka ini terus ditingkatkan pada 2023 menjadi 10.000 unit.
Adapun pada 2024, targetnya ditambah lagi menjadi 100.000 unit, dan mencapai 1 juta unit pada 2025.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/04/180100015/konversi-motor-listrik-ditarget-capai-1-juta-unit-pada-2025