JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pabrikan berlomba-lomba untuk menekan emisi yang dihasilkan kendaraannya. Salah satu emisi yang tinggi, dihasilkan oleh mesin diesel. Tak heran jika banyak yang menduga mesin ini tak lama lagi akan ditinggalkan.
Sebagian pabrikan mulai beralih ke elektrifikasi, baik hybrid maupun full electric. Tapi, Toyota punya pandangan lain soal mesin diesel. Pabrikan asal Jepang tersebut belum menyerah dengan mesin penenggak solar tersebut.
Dikutip dari Carscoops.com, Senin (1/8/2022), Toyota akan bergabung dengan Stellantis untuk mengembangkan jenis bahan bakar baru, yakni HVO100. Bahan bakar ini tidak menggunakan minyak fosil, melainkan 100 persen sumber terbarukan.
HVO sendiri merupakan singkatan dari 'Hydrated Vegetable Oil'. Disebutkan bahwa bahan bakar ini dapat diproduksi dari minyak nabati atau bahkan minyak jelantah. Tidak jauh berbeda dari biosolar yang sudah dikenalkan di Indonesia.
Meski demikian, jenis bahan bakar yang baru ini sudah memenuhi standar kualitas di Eropa, yakni EN 15940 untuk diesel parafin.
HVO100 juga diklaim memiliki angka setana yang lebih tinggi dan kandungan sulfur atau belerangnya lebih rendah dibandingkan solar biasa.
Tapi, agar mesin diesel Toyota kompatibel dengan HVO100 yang kurang padat dibandingkan diesel, Toyota harus melakukan penyesuaian pada sistem injeksi bahan bakar untuk meningkatkan volume bahan bakar.
Toyota menyebutkan bahwa dengan menggunakan HVO100, konsumen tidak perlu melakukan tindakan khusus. Selain itu, performa yang dihasilkan juga tak jauh berbeda dengan solar biasa. Hanya output mesin yang mengalami sedikit peningkatan, tapi tidak dijelaskan secara detail oleh Toyota.
Saat ini, sudah cukup banyak pompa bahan bakar yang memasok HVO100 di Eropa, mulai Belgia, Denmark, Finlandia, Estonia, Latvia, Lithuania, Belanda, Norwegia, hingga Swedia. Toyota pun yakin produksinya akan meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan.
Selain mengembangkan kendaraan elektrifikasi, Toyota diketahui juga fokus dalam mengembangkan bahan bakar alternatif, seperti bahan bakar hidrogen atau bahan bakar netral karbon. Tujuannya tentu agar mesin pembakaran internal tetap hidup lebih lama.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/01/180100615/toyota-pertahankan-mesin-diesel-siap-minum-biosolar