JAKARTA, KOMPAS.com - Oli mesin pada mobil memegang peran yang sangat penting. Selain sebagai pelumas komponen, oli juga berperan sebagai pendingin sehingga tidak terjadi panas berlebih pada komponen logam yang bergesekan.
Selain dapat mengalami penurunan kualitas, oli mesin juga dapat berkurang seiring pemakaian. Hanya saja, jika kurangnya oli mesin ini cepat, mkaa bisa merugikan.
Pemilik kendaraan bisa rugi biaya karena perlu mengganti oli mesin lebih sering. Selain itu, oli yang habis tanpa sepengetahuan juga bisa menyebabkan kerusakan pada mesin, hal ini bisa menguras kantong pemilik kendaraan tentu saja.
Sebenarnya, mengapa oli mesin bisa cepat habis?
Pemilik Everest Motor Spesialis Nissan & Datsun, Eko Setiawan mengatakan ada beberapa hal yang bisa menyebabkan oli mesin cepat habis mulai dari adanya kebocoran oli hingga terjadi penguapan.
“Oli mesin bisa berkurang bila oli ikut terbakar di ruang bakar, ini artinya ada kebocoran oli lewat ring piston, dudukan katup atau lewat saluran PCV, saluran itu seharusnya hanya dialiri gas penguapan oli mesin tapi karena terjadi sumbatan bisa membuat oli ikut tersedot ke ruang bakar,” ucap Eko kepada Kompas.com, Minggu (31/7/2022).
Dia mengatakan bila oli mesin ikut terbakar secara otomatis akan cepat habis. Bila oli mesin ikut terbakar biasanya ditandai dengan asap knalpot yang mengandung asap putih, ada bercak oli di sekitar lubang knalpot serta bau oli terbakar.
“Bisa juga terjadi kebocoran di setiap sambungan dinding mesin, itu lemnya sudah mulai keras dan menyebabkan rembes, kebocoran juga bisa terjadi lewat seal-seal yang sudah getas seperti seal crankshaft depan dan belakang,” ucap Eko.
Dia juga mengatakan oli mesin juga bisa menguap jika spesifikasinya tidak sesuai dengan kebutuhan mesin atau jika terlambat melakukan penggantian oli. Dalam hal ini, oli sudah tidak mampu mendinginkan mesin sehingga terjadi pengtuapan oli.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/31/150100815/penyebab-oli-mesin-cepat-habis