JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyatakan, mimpi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam era kendaraan bermotor listrik dunia kini tengah terbuka lebar.
Optimisme tercipta seiring dengan datangnya beragam komitmen investasi dari para pelaku industri berskala besar di sektor elektrifikasi. Antara lain dari produsen baterai kendaraan listrik kelas dunia, seperti Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) (China) dan LG (Korea Selatan).
Selain itu, jumlah nikel yang berada di Tanah Air, yakni sebesar 20 persen dari total cadangan di global bisa dimanfaatkan secara optimal untuk kemudian jadi sentra produksi baterai kendaraan listrik.
"Kita memang melakukan aliansi secara end-to-end, di mana kita berharap dari dua partner saat ini yaitu dari China dan Korea Selatan, yang merupakan dua dari produsen baterai terbesar di dunia," kata Nugraha dalam konfersi virtual, Kamis (28/7/2022).
"Jadi dari hulu ke hilir dibuat, dari pertambangan sampai ke pengembangan ke baterai sel dan pack-nya. Sehingga diharapkan 70 persen cadangan nikel di Indonesia bisa diproduksi jadi precusor dan katod," ucap Nugraha, menambahkan.
Lebih dari itu, Indonesia juga berpotensi bisa menjadi pusat pengembangan kendaraan bermotor listrik dengan adanya perusahaan asing yang berminat untuk membangun pabrik hingga riset dan pengembangannya di sini.
Contoh terbaru, ada Toyota dan Mitsubishi yang secara total mengucurkan investasi baru hingga Rp 37 triliun hingga lima tahun ke depan. Kemudian juga Chery dengan komitmen Rp 14 triliun untuk pengembangan bisnis dan elektrifikasi di Indonesia.
"Kita sudah dilirik juga dengan negara-negara lain, di mana beberapa produsen otomotif yang ada di dunia kini juga mulai melihat untuk memulai membangun fasilitas produksinya di Indonesia untuk melanjutkan value chainnya," kata dia.
"Ini akan menjadi battery pack bahkan menuju produksi mobil listrik di dalam negeri, dan memproduksi ISS serta charging station dan recycling," lanjut Nugraha.
Dengan roadmap pengembangan baterai kendaraan listrik tersebut, ia optimistis Indonesia bisa semakin maju. Tinggal beberapa sektor pendukungnya dipercepat untuk dihadirkan supaya seluruh target yang hendak dicapai tepat waktu.
Apabila seluruh proses realisasi menuju era elektrifikasi kendaraan ini sejalan, diperkirakan pada 2030 nanti Indonesia punya prepoertairy battery technology bersama mitra utama tadi.
"Kita juga berharap mulai saat ini kendaraan listrik roda dua bisa dibangun secara agresif," kata dia lagi.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/29/084200215/mimpi-indonesia-jadi-pemain-utama-di-era-kendaraan-listrik-