JAKARTA, KOMPAS.com – Harga mobil listrik yang masih mahal belum menjangkau mayoritas konsumen Indonesia. Untuk mencapai net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon pada 2060, dibutuhkan strategi khusus supaya harga mobil listrik bisa terjangkau.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier mengatakan, pemerintah mendorong supaya pabrikan otomotif membuat mobil murah.
Tapi memang faktor harga baterai yang masih tinggi menjadi kendala saat ini. Alasan ini yang membuat harga jual mobil listrik umumnya masih mahal.
"Faktor tadi baterai masih tinggi itu akan menjadi mungkin menjadi hambatan," ujar Taufik, dalam seminar di Periklindo Electric Show 2022, Senin (25/7/2022).
Menurutnya, pabrikan perlu mendesain mobil listrik murah untuk mempercepat penetrasi pasar. Sehingga bisa mempercepat ekosistem kendaraan listrik yang ujung-ujungnya bakal menekan harga jual.
"Pabrikan tadi akan didorong menghasilkan mobil murah. Bahwa Indonesia ini konsumsi masyarakat untuk membeli mobil itu 62 persen di harga Rp 250 juta sampai Rp 300 juta. Bayangkan kalau ada mobil listrik yang harganya segitu, saya yakin prosesnya lebih cepat," ucap Taufik.
Seperti diketahui, saat ini baru Wuling Motors Indonesia yang memasarkan mobil listrik murah di angka Rp 200 jutaan hingga Rp 300 jutaan. Sementara pabrikan lain, Hyundai misalnya masih menjual mobil listrik di atas Rp 500 jutaan.
Selain baterai yang diproduksi lokal, rantai pasok komponen lokal juga bisa memengaruhi harga. Taufik menekankan pemerintah juga mendorong supaya pabrikan bisa melokalisasi produk dengan nilai TKDN (Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri) yang besar.
Sementara itu, Pengamat otomotif dan akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, harga baterai kendaraan listrik saat ini berangsur murah.
Sehingga kehadiran mobil atau motor listrik dengan harga terjangkau sebetulnya bukan hal yang mustahil.
“Kira-kira 2026 nanti harga jual kendaraan listrik berikut baterainya akan makin murah, bisa setara kendaraan konvensional. Karena baterai makin murah, dia turun terus,” ucap Martinus, kepada Kompas.com (25/7/2022).
“Kalau kita lihat 10 tahun lalu, harga baterai per kWh itu masih 1.000 dolar AS. Sekarang sudah turun, dan dia akan terus turun sampai kira-kira 130 dolar AS per kWh pada 2026, karena skala produksinya makin masif sehingga makin murah,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/26/110200015/mobil-dan-motor-listrik-banderol-murah-bukan-mustahil