Jurus Toyota Halau Stargazer, Diskon Belasan Juta buat Avanza-Veloz

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Hyundai Stargazer di kelas low multi purpose vehicle (LMPV) menjadi ancaman tersendiri bagi para rivalnya, sebut saja Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Mitsubishi Xpander dan Suzuki Ertiga.

Berbagai cara pun dilakukan pabrikan untuk tetap mempertahankan pasar, mulai dari meluncurkan varian terbaru hingga memberi potongan harga yang cukup besar.

Seperti yang dilakukan oleh oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) yang menyematkan varian baru pada LMPV sejuta umatnya, yakni Avanza E CVT dan Veloz CVT non Q.

Lantas, apakah cara ini sengaja dilakukan Toyota untuk menghalau kehadiran Stargazer?

Menjawab hal ini, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy menjelaskan, kedua varian tersebut sebenarnya sudah ada sejak awal meluncurkan Avanza dan Veloz pada November tahun lalu, hanya saja statusnya memang spot order.

“Kami perkirakan juga memang bukan menjadi main volume, tetapi kami sadar tetap ada potensi kebutuhan untuk model-model tersebut, makanya kami siapkan. Jadi rasanya ini murni dinamika permintaan pasar dan memang modelnya sudah kami siapkan dari jauh-jauh hari,” ucap Anton saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/7/2022).

Tak hanya itu, berdasarkan pantauan tim redaksi Kompas.com, beberapa diler Toyota juga memberikan potongan harga hingga belasan juta rupiah yang cukup menggoda para konsumennya.

“Kalau Avanza E CVT diskonnya Rp 16 juta, sedangkan kalau Veloz CVT non Q Rp 18 juta. Unitnya ready, kecuali Veloz warna putih, inden kurang lebih 1 bulan tetapi bisa lebih cepat,” ucap salah satu tenaga penjual Toyota di Jakarta Barat, saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/7/2022).

Diskon yang cukup besar juga diberikan diler Toyota di Jakarta Selatan.

“Avanza Veloz diskonnya Rp 15 juta,” kata dia.

Anton pun kembali memberi tanggapan bahwa diskon besar yang diberikan diler merupakan bagian dari marketing activity.

“Tidak serta merta pengurangan harga, tetapi bisa ke tambahan value dan secara detail bisa berbeda-beda di masing-masing diler atau tergantung kesesuaian kebutuhan pasar,” kata Anton pada kesempatan yang sama.

Ia juga menjelaskan, ada banyak faktor yang mendasari skema potongan harga, baik kompetisi lalu kondisi demand dan market yang seasonal.

“Sebagai contoh setelah libur lebaran biasanya pasar akan terkoreksi maka untuk tetap menjaga ketertarikan pasar maka ada program program tadi,” kata dia.

“Saya melihat ini lebih ke daya beli pasar dan juga situasi harga sejak Q2 sudah tidak ada PPNBM subsidi lagi. Jadi perlu ada solusi untuk konsumen,” tutup Anton.