JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memukul penjualan sepeda motor Suzuki di Indonesia. Selama dua tahun, Suzuki berjuang untuk mengembalikan pasar yang merosot imbas penyebaran virus.
Teuku Agha Sales & Marketing 2W Department Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), mengatakan, pada 2019 atau setahun sebelum pandemi penjualan wholesales berkisar 70.000 unit per tahun.
Catatan pada 2019 itu kemudian langsung merosot jauh ketika pandemi tahun pertama pada 2020.
"2020 itu sekitar 28.000 unit. Tahun lalu (2021) sekitar 18.000 unit, kalau data retail lebih besar sekitar 20.000 unit ke atas," ujar Agha kepada Kompas.com, Jumat (8/7/2020).
Agha mengatakan merosotnya penjualan dikarenakan operasional pabrik serta aktivitas penjualan yang terganggu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk mencegah penularan virus.
"Karena Covid-19, operasional kita terganggu karena dari penjualan tidak bisa operasional dan dari pabrik juga tidak bisa operasional. Sempat tidak aktif tiga bulan jadi memang sulit," kata dia.
Menurut Agha, kondisi ini perlahan mulai membaik pada 2022. Sampai dengan semester pertama tahun ini penjualan Suzuki kembali meningkat.
"Tahun 2022 ini naik 63 persen (dari 2021)," kata dia.
"Tahun ini Covid sudah bisa dikendalikan dan kita sudah tahu cara antisipasinya, jadi bisa lebih bagus dari operasional," kata dia.
Agha mengatakan, saat ini tulang punggung penjualan Suzuki berada di segmen sport. Meski tidak menyebut berapa penjualannya secara detail.
"Paling besar penjualan tetap sport (GSX), kemudian Satria, matik 110cc (entry level)," kata Agha.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/08/162559615/penjualan-motor-suzuki-merosot-selama-pandemi