JAKARTA, KOMPAS.com – Pasar ban sepeda motor nasional saat ini telah mengalami perubahan tren, dari sebelumnya tube type menjadi tubeless.
Di mana ban tubeless artinya tidak lagi menggunakan ban dalam, sehingga tekanan angin langsung ditahan dari dalam oleh ban itu sendiri.
Zandhy Utama, FDR Division Head PT Suryaraya Rubberindo Industries (SRI) mengatakan, mayoritas pengguna motor sudah beralih pakai ban tubeless.
“Kalau sekarang ban tubeless itu secara potensi itu sekitar 50-60 persen. Jadi memang ke depannya, semua motor baru rata-rata sudah tubeless semua bannya,” ujar Zandhy di Jakarta (25/6/2022).
“Enggak ada tube type lagi, kecuali memang seri cub (bebek), yang masih pakai pelek jari-jari itu perlu pakai ban dalam. Sisanya mungkin sekitar 5 persen,” kata dia.
Zandhy mengatakan, saat ini penjualan ban FDR mengarah ke pasar aftermarket ketimbang OEM (Original Equipment Manufacturer).
“Pasar dominan kalau di daerah Jawa itu sudah masuk 10-15 persen. Kalau di luar, kami main di atas 30 persen market share kami,” ucap Zandhy.
“Bahkan di Sulawesi sudah 40-50 persen. Jadi kalau pergi ke luar Jawa itu isinya FDR semua. Jadi kami masih kembangkan ban FDR ini, khususnya di Jawa dan Bali,” tutur dia.
Sementara itu, untuk model ban FDR yang paling digemari konsumen, yakni ukuran 14 inci tipe Flemino dan XR Evo.
“Sekarang kami mulai masuk ke ban Ultimate yang intermediate pattern. Ini yang ke depannya akan dikembangkan FDR, dengan faktor safety yang lebih bagus, daya cengkeram lebih bagus, kami sih tujuannya untuk menyenangkan hati konsumen,” kata Zandhy.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/26/152100615/mayoritas-pengguna-motor-sudah-pakai-ban-tubeless